Pemkot Sukabumi Evaluasi RUTR Terkait Pembangunan Tiga Proyek Besar
NERACA
Sukabumi - Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melakukan evaluasi Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) di wilayahnya, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan terkait rencana pembangunan tiga proyek besar yang bakal dilaksanakan di wilayah Sukabumi.“Kami sedang evaluasi RUTR nya sebelum tiga proyek ini selesai,” kata Sekda Kota Sukabumi, Hanafie Zain, kemarin.
Tiga proyek besar yang segera direalisasikan pemerintah pusat. Yakni, pembangunan jalur ganda (double track) kereta api, Bogor-Sukabumi, jalan tol dan pembangunan lapangan terbang. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menargetkan, pembangunan jalan tol Bogor-Kota Sukabumi selesai tahun 2019 dan sampai ke Bandung tahun 2020. Pengerjaan jalur ganda Bogor-Sukabumi selesai tahun 2019 dan Sukabumi-Bandung selesai tahun 2020. Sedangkan pembangunan lapangan terbang yang rencananya lokasinya berdekatan dengan Kota dan Kabupaten Sukabumi juga segera direalisasikan.
“Dengan selesainya tiga proyek besar ini, maka ada kemudahan aksesibilitas yang murah dan nyaman. Perjalanan Sukabumi-Jakarta ditempuh hanya 45 menit dengan kendaraan darat. Kereta dengan jenis komuter, bisa jadi dalam setiap 10 menit,” ujar Hanafie.
Dampak aksesibilitas yang baik lanjut Hanafie, menimbulkan beberapa kemungkinan diantaranya, minat warga luar Sukabumi tinggal di Kota Sukabumi, para pengusaha yang akan menanamkan invetasi dan membuka lembaga pendidikan di Kota Sukabumi.“Adanya IPB dibuka di Kota Sukabumi maka minat melakukan pendidikan di kota Sukabumi semakin besar. Juga kegiatan bisnis, semua itu harus diprediksi dan dirancang maka sekarang dilakukan evaluasi RUTR,” jelasnya.
Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, KH. Fajar Laksana mengatakan, rencana pembangunan tiga proyek besar ini harus diantisipasi oleh semua stakeholder. Pasalnya, jika terealisasi, maka Kota Sukabumi semakin ramai dan persaingan semakin dinamis. Kota Sukabumi akan menjadi persinggahan baik wisatawan Jakarta maupun Bandung.“Kota Sukabumi akan menjadi kota satelit dan penyangga ibu kota negara yang akan menghadapi tantangan lebih besar,” jelasnya.
Namun, perkembangan pembangunan juga berdampak terhadap lembaga pendidikan. Sekolah yang tidak mampu bersaing akan tertinggal, apalagi kelak Kota Sukabumi diserbu pemilik modal besar dari negara asing yang mendirikan sekolah di Kota Sukabumi. Untuk itu, pemerintah diharapkan memperhatikan sekolah yang bersifat boarding school dan sekolah swasta agar bisa berkembang.
“Jangan sampai investor dari luar datang yang mengakibatkan pendidikan terlibas oleh sekolah asing dengan modal besar. Kami mohon agar dana hibah dan bantuan lebih banyak disalurkan ke sekolah swasta dan pesantren di Kota Sukabumi,” pungkasnya. Arya
NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…
NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…
NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…
NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…
NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…
NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…