Tingkat Okupansi Mall Turun

 

 

NERACA

 

Jakarta - Konsultan properti Colliers International menyoroti okupansi atau tingkat keterisian mal-mal di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tingkat keterisian tahun-tahun sebelumnya. "Okupansi di pusat perbelanjaan Jakarta merupakan yang terendah selama 10 tahun terakhir, yaitu berada pada posisi 83,5 persen pada kuartal III-2017," kata Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (4/10).

Menurut dia, peritel di wilayah ibukota umumnya mengalami jumlah penjualan yang menurun, yang dalam sejumlah kasus mengakibatkan penurunan sejumlah gerai. Selain itu, penduduk kelas menengah dan menengah-bawah dinilai juga semakin selektif dalam membelanjakan pendapatan yang diterimanya. Hal tersebut antara lain karena meningkatnya biaya hidup dan meningkatnya kecenderungan untuk menabung akhir-akhir ini.

Sebelumnya, pengembang apartemen Green Pramuka menyatakan kinerja mal di Jakarta yang mengalami tren kecenderungan jumlah pengunjung sebenarnya bukan terkait daya beli tetapi akibat kesalahan strategi pengembang properti. "Kami sudah melihat itu sejak delapan tahun yang lalu. Saat itu, pada tahun 2010 jumlah pusat perbelanjaan atau mal yang ada di Jakarta mencapai 170 lebih atau setara lahan seluas 4 juta meter persegi. Melebihi batas ideal mal dan jumlah penduduk," kata Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin.

Menurut dia, hal tersebut juga direpotkan dengan sejumlah pengembang yang justru terus membangun mal. Hal tersebut, lanjutnya, juga membuat Pemprov DKI bahkan sampai mengeluarkan pembatasan pembangunan mal dengan mengeluarkan instruksi gubernur pada tanggal 20 Oktober 2011. Ia berpendapat bahwa potensi pengembangan mal saat itu disebabkan karena kecenderungan masyarakat Jakarta yang kerap menjadikan pusat perbelanjaan sebagai obat stres.

"Bahkan ada data rata-rata orang Jakarta, mayoritas perempuan, menghabiskan sekitar tiga jam setiap kali mengunjungi mall," katanya. Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, pembangunan pusat perbelanjaan terus berjalan di berbagai daerah di wilayah Ibu Kota.

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…