Aset Perbankan DI NTT Tumbuh Hingga 10%

 

NERACA

 

Kupang - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat total aset perbankan di daerah itu sampai dengan triwulan kedua 2017 sebesar Rp35,65 triliun. Nilai tersebut tumbuh meningkat sebesar 10,29 persen (yoy) apabila dibandingkan pada Triwulan I 2017 yang tumbuh negatif -1,15 persen (yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan peningkatan penempatan pada bank lain, demikian hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikutip Antara, kemarin.

Menurut hasil kajian Bank Indonesia, pertumbuhan kredit perbankan di Provinsi NTT cenderung melambat pada Triwulan II 2017 menjadi 11,03 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar 19,00 persen (yoy) dengan total kredit disalurkan mencapai Rp24,13 triliun. Kualitas kredit tercatat sedikit mengalami penurunan dengan rasio kredit bermasalah menjadi 2,29 persen dari triwulan sebelumnya 2,04 persen.

Kondisi perlambatan pertumbuhan kredit disertai peningkatan rasio kredit bermasalah tersebut, mengindikasikan bahwa perbankan di Provinsi NTT saat ini meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit sekaligus memperbaiki kualitas penyaluran kreditnya sehingga cukup menahan diri untuk melakukan ekspansi kredit. Di sisi lain, pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat menjadi 5,91 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar 2,82 persen (yoy).

Menurut jenis simpanan, pertumbuhan tabungan menjadi pendorong utama meningkatnya pertumbuhan DPK di Provinsi NTT. Tabungan (pangsa terhadap total DPK mencapai 48 persen) tumbuh sebesar 9,08 persen (yoy), meningkat dibandingkan pada Triwulan I 2017 sebesar 8,25 persen (yoy). Deposito menunjukkan peningkatan pertumbuhan cukup signifikan menjadi 6,80 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya 0,53 persen (yoy), sementara giro tercatat mengalami perbaikan pertumbuhan menjadi kontraksi -0,46 persen (yoy), dari triwulan sebelumnya terkontraksi hingga -4,88 persen (yoy).

Perbaikan pertumbuhan giro didorong oleh meningkatnya giro pemerintah daerah. Tingkat intermediasi perbankan pada Triwulan II 2017 mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari rasio loan to deposit ratio (LDR), atau perbandingan antara nominal penyaluran kredit dan nominal DPK yang turun menjadi 95,60 dari triwulan sebelumnya sebesar 108,24. Penurunan rasio tersebut juga menunjukkan terjadinya perilaku menahan diri dari perbankan untuk melakukan ekspansi kredit, dipengaruhi oleh kondisi kualitas kredit yang masih perlu untuk diperbaiki.

 

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…