Penyaluran Kredit Agustus Tumbuh Tipis

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pertumbuhan tahunan penyaluran kredit perbankan sepanjang Agustus 2017 naik menjadi 8,4 persen (year on year/yoy) dibanding Juli 2017 yang tumbuh 7,9 persen (yoy). Namun kucuran Kredit Modal Kerja (KMK) bagi masyarakat masih tumbuh melambat, menurut Analisa Uang Beredar Bank Indonesia. Hal itu seperti dikatakan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman, di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Dia menuturkan kredit investasi naik 6,8 persen (yoy) atau sebesar Rp1.123 triliun, kredit konsumsi tumbuh 10,1 persen (yoy) sebesar Rp1.316 triliun, sedangkan KMK tumbuh melambat menjadi 7,3 persen (yoy) atau sebesar Rp2.057,3 triliun Pada KMK per Agustus 2017, kredit industri pengolahan melambat menjadi 4,6 persen (yoy) dan sektor konstruksi menjadi 28 persen (yoy).

Sedangkan kredit investasi didorong pertumbuhan kredit pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh 7,3 persen (yoy) dan sektor industri pengolahan yang naik 4,8 persen (yoy). Adapun kredit konsumsi didorong berupa Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Pemilikan Apartemen naik 10,4 persen (yoy). Namun kredit properti justru melambat menjadi 13,5 persen (yoy) dari 13,9 persen (yoy).

Keseluruhan pertumbuhan kredit itu, juga mempengaruhi jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2017 yang sesar Rp5.218,5 triliun atau tumbuh 10 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan Juli 2017 yang naik 9,5 persen (yoy). Selain pertumbuhan kredit, uang beredar dalam arti luas juga dipengaruhi ekspansi operasi keuangan pemerintah pusat. Indikasinya, kewajiban BI dan perbankan kepada pemerintah pusat tumbuh melambat menjadi 23,4 persen (yoy) pada Agustus 2017 dari 37,7 persen (yoy) Juli 2017.

Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan akan mentok sampai 9% hingga akhir tahun. Meskipun Bank Indonesia (BI) mensinyalir rentang penyaluran kredit hanya mampu tumbuh 8-10% sampai akhir 2017. Anggota Dewan Komisioner merangkap, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menjelaskan, factor pertumbuhan kredit pda level9% karena pertumbuhan ekonomi hingga penghujung tahun ini mampu mencapai 5%. “Prediksi saya pertumbuhan kredit hanya sampai 9% akhir tahun ini, ini masih disupport oleh pertumbuhan ekonomi yang membaik,” kata dia.

Disisi lainya, fasilitas kredit yang belum dicairkan atau undirsbursed loan di perbankan nasional tercatat masih sekitar 29,95% dari total penyaluran kredit. Mengutip data statistik perbankan Indonesia (SPI) per Juni 2017 undirsbursed loan dengan fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah tercatat Rp 1.346 triliun. Lebih tinggi dibanding periode Mei 2017 Rp 1.345 triliun.

Dari data uang beredar BI, jumlah kredit per Juli tercatat Rp 4.494 triliun atau 7,9% year on year. Penyaluran kredit didorong oleh kredit modal kerja (KMK), kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KI). Untuk kredit modal kerja tercatat Rp 2.007 triliun. Asisten Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan tingginya undisbursed loan terjadi karena permintaan yang belum kuat. "Masih tinggi juga karena cerminan dari permintaan yang masih rendah karena ekonomi yang belum pulih total," kata Dody.

Dia menjelaskan, untuk mengurangi undirsbursed loan harus diiringi dengan pertumbuhan kredit. "Harapannya saat pertumbuhan ekonomi makin menggeliat maka akan mendorong permintaan kredit dan mengurangi undisbursed loan," ujarnya. Dia menjelaskan saat ini perbankan dan korporasi memang sedang berkonsolidasi akibat kondisi bisnis yang tidak terlalu menguntungkan.

 

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…