Zulkifli Hasan 

Ketua MPR RI

Akhiri Aktivitas Korupsi Dalam Demokrasi

Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyerukan kepada berbagai pihak untuk dapat mengakhiri aktivitas korupsi dalam rangka mengembangkan demokrasi Indonesia yang sehat dan terbebas dari beragam bentuk politik uang.

Zulkifli Hasan meyakini bahwa demokrasi tanpa korupsi bisa terwujud dengan pendidikan politik kepada masyarakat."Dalam dua minggu banyak kepala daerah ditangkap KPK. Kenapa? Karena sekarang semuanya diukur dengan uang. Mari segera akhiri itu semua," tegas dia dalam rilis, Jumat (29/9).

Ketua MPR juga menegaskan pendiriannya untuk mendukung penguatan dan perbaikan KPK dan menyatakan keberadaan komisi antirasuah tersebut tetap dibutuhkan bangsa.

Sebagaimana diwartakan, tingkat daya saing Republik Indonesia dapat berpotensi untuk meningkat pesat bila permasalahan terkait korupsi dan birokrasi dapat diatasi dan dibenahi dengan benar dan baik."Masalah korupsi dan birokrasi menjadi dua hal utama yang selalu dikeluhkan oleh banyak pihak," kata peneliti lembaga Wiratama Institute Muhammad Syarif Hidayatullah dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (28/9).

Menurut Syarif, mengatasi aktivitas korupsi dan hambatan dalam birokrasi seharusnya merupakan pekerjaan rumah serius dan utama yang harus dituntaskan pemerintah. Apalagi, ia mengingatkan bahwa laporan Indeks Daya Saing Global (GCI) menunjukkan bahwa daya saing Indonesia mengalami stagnasi selama tiga tahun terakhir.

Dia mengatakan, pada tahun 2014 daya saing Indonesia berada pada peringkat 34 dan melorot ke peringkat 36 pada tahun 2017, dan jika dibandingkan tahun 2016 lalu, memang ada sedikit perbaikan atau naik 5 peringkat."Tetapi hal itu lebih seperti penebusan karena memburuknya daya saing nasional semenjak tahun 2014 lalu," papar Syarif.

Selain itu, ujar dia, dalam meningkatkan daya saing, pemerintah juga diharapkan dapat memperhatikan parameter kesehatan dan pendidikan dasar. Kemudian, lanjut dia, isu isu fleksibilitas upah dan partisipasi perempuan juga perlu menjadi perhatian karena tingkat partisipasi tersebut juga sudah mengalami stagnansi selama beberapa tahun terakhir. Ant