Harga Minyak Belum Stabil - Mitra Investindo Pesimistis Bisa Raup Laba

NERACA

Jakarta –Tingkatkan efisiensi dalam rangka mengurangi beban keuangan, menjadi pilihan tepat bagi perusahaan agar keluar dari kerugian. Langkah inilah yang tengah dilakukan PT Mitra Investindo Tbk (MITI). Perusahaan pertambangan minyak mentah ini masih belum memperoleh laba sampai pertengahan tahun ini.

Tengok saja, pada semester I 2017, rugi bersih yang tercatat mencapai Rp 2,9 miliar. Namun jika dibandingkan kerugian di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 14,2 miliar, MITI berhasil menyusutkan kerugian sebesar 80%. Dari segi pendapatan, perseroan ini mencetak pertumbuhan pendapatan 50% menjadi Rp 15 miliar di semester I 2017.

Namun biaya operasional usaha dan penjualan masih tetap tinggi, ditambah pula harga minyak masih belum dapat mengerek MITI dari keterpurukan. "Saat ini saja jabatan direksi dan komisaris kami kurangi, itu termasuk bagian dari efisiensi,"kata Sugi Handoko, Presiden Direktur PT Mitra Investindo Tbk di Jakarta, kemarin.

Di posisi yang masih sulit ini, MITI belum bisa menargetkan perolehan laba sampai akhir tahun. "Sekarang ini susah. Sebenarnya untuk menutup saja cukup," kata Sugi. Namun dirinya pesimistis kalau tutup tahun nanti perusahaan dapat meraih laba di tengah harga minyak yang belum menguntungkan. "Kami terus adakan efisiensi. Dengan cara itu bisa menekan kerugian," ujar Sugi.

Adapun rencana untuk menambang di Blok Garung, Kalimantan masih tertunda. Perusahaan ini tengah menyelesaikan akuisisi saham Benakat Oil sebesar 23%. Sepanjang kuartal I-2017, perusahaan sudah memproduksi 18.600 barel atau setara dengan 206 bph. Apabila produksi stabil, diperkirakan perusahaan bisa memproduksi 74.400 barel pada tahun ini. Jumlah tersebut meningkat cukup tajam dibandingkan dengan produksi pada tahun lalu yang hanya 66.200 barel atau setara 200 bph.

Oleh karena itu, selain meningkatkan produksi, perusahaan berharap harga minyak naik dan stabil, sehingga memberikan margin bagi perusahaan lebih baik. Berkaca pada tahun lalu yang masih merugi, tahun ini pun perusahaan memprediksi masih akan mengalami kerugian. Tahun ini, MITI hanya menggelontorkan belanja operasional (Opex) sebesar US$ 135.000 hingga US$ 150.000 per bulan, sedangkan tahun lalu sekitar US$ 150.000 hingga US$ 160.000 per bulan.

BERITA TERKAIT

Adira Finance Bukukan Laba Bersih Rp432 Miliar

Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…

BTN Sayangkan Demo Anarkis di Kantor Pusat BTN

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…

Bank BJB Cetak Laba Bersih Rp453 Miliar

Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Adira Finance Bukukan Laba Bersih Rp432 Miliar

Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…

BTN Sayangkan Demo Anarkis di Kantor Pusat BTN

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…

Bank BJB Cetak Laba Bersih Rp453 Miliar

Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…