Transformasi Ekonomi Berbiaya Rendah

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

 

Paradigma ekonomi di era kompetisi memberikan sebuah pelajaran bahwa roda ekonomi harus bisa berputar dalam iklim yang kompetitif. Dalam hubungan ini, maka sistem yang bekerja mempengaruhi pergerakan ekonomi harus predictable dan calculated karena faktor penentunya terukur, dan memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha. 

Dunia menyadari bahwa beban ekonomi dan bisnis harus seminimal mungkin karena beban pada dasarnya adalah ongkos atau biaya yang harus di bayar. Mengapa demikian?. Jawabannya sederhana yakni karena kita berkompetisi. Dan sebagai paradigma, lingkungan ekonomi dan bisnis hingga dewasa ini adalah bahwa yang berkompetisi bukan antar sesama entitas bisnis semata, tetapi telah menjangkau kepada kompetisi antar negara yang diekspresikan dalam bentuk kebijakan pemerintah di masing-masing negara.

Prinsip umum yang dianut adalah ciptakan lingkungan ekonomi dan bisnis yang paling menarik, rasional dan membuat para pelaku pasar berminat untuk melakukan investasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang untuk mendapatkan manfaat ekonomi yang optimal bagi para pemangku kepentingan.

Salah satu pekerjaan rumah terbesar dan terberat yang harus dibongkar adalah membongkar puluhan ribu aturan yang kata Presiden menjadi penghambat pembangunan di negeri ini. Pertanyaannya siapa yang harus bongkar-bongkar?. Singkatnya adalah para pembuat regulasi sendiri yang harus bongkar-bongkar, baik di pusat maupun di daerah. Siapa yang harus melakukan evaluasi, jawabannya ya berpulang kepada para pembuat regulasi itu sendiri yang bisa melakukan evaluasinya.

Apa yang disampaikan oleh presiden tentu ada benarnya. Tapi yang menjadi takjub adalah bahwa negeri ini kok bisa hidup dengan tumpukan regulasi yang tiap tahun terus diproduksi. Lebih hebat lagi kok ekonominya bisa tumbuh rata-rata 5% per tahun meskipun terkerangkeng oleh banyaknya aturan. Barangkali kalau tidak banyak aturan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh rata-rata 6-7% per tahun, meskipun kondisi perekonomian global kurang bersahabat.

Fakta telah ada di depan mata. Sebagian kalangan melihat realitas ini terheran-heran dan bingung dibuatnya, yakni bahwa ekonomi pasar kok bisa bekerja dengan segudang aturan yang satu sama lain diindikasikan saling "memangsa". Buktinya ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh rata-rata 5% per tahun, meskipun sekitar 56% penyumbang utamanya adalah belanja konsumsi rumah tangga. Padahal yang diharapkan sebagai penyumbang utamanya adalah investasi dan ekspor.

Ada anekdot menarik, tapi ini barangkali sebagai salah satu bentuk kekesalan bagi yang akan melaksanakan doing business di Indonesia. Apa itu?. Yakni asal tahu caranya, semua bisa diatur. La kalau begini kan repot. Siapa yang mengatur dan siapa pula yang diatur. Yang mengatur katanya broker, yang diatur adalah para pemilik kewenangan administratif dan teknis di lembaga pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…