ANCAMAN TEKNOLOGI INFORMASI MAKIN KENTARA - Direksi Indofood: Distributor Bakal Hilang

Jakarta- Ancaman teknologi informasi dan komunikasi terlihat semakin kentara masuk ke Indonesia. Nah, apabila perusahaan lokal enggan berbenah diri mengikuti perkembangan zaman di tengah arus perubahan, maka perusahaan sulit bertahan hidup di tengah era digital. Hal ini dibenarkan oleh Direksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk., perusahaan besar komoditas pangan.

NERACA  

Direktur perusahaan Salim Grup itu, Franciscus Welirang, memperkirakan jaringan distributor maupun grosir atau agen perdagangan bakal hilang tersapu perkembangan teknologi ke depan. Untuk tetap bertahan, perantara dagang ini perlu mengantisipasi arus perubahan tersebut. "Kami membaca usaha apa sih yang akan hilang? Perdagangan. Apa yang terjadi dengan distributor dan grosir? Pasti ada distruptif (gangguan)," ujarnya saat hadir di acara Peringatan Hari Statistik Nasional di kantor BPS, Jakarta, Selasa (26/9).

Menurut Franky, panggilan akrabnya, keberadaan grosir dan distributor yang selama ini menjadi perantara dagang antara produsen dan konsumen itu akan hilang. Sementara industri dan warung-warung kelontong yang menjual sembako dan barang lainnya tetap akan ada. "Industri akan tetap ada, warung pun demikian. Di tengahnya ini (distributor dan grosir) terjadi distruptif karena perkembangan teknologi dan kemajuan infrastruktur," tutur dia.

Dia mengatakan, distributor maupun grosir yang akan bertahan di tengah deru teknologi adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan perkembangan ini. "Kalau tidak berubah jadi logistik, mereka (agen) akan hilang. Jadi ada usaha yang akan hilang besok atau lusa, kalau usaha itu tidak menyesuaikan diri dengan tuntutan ke depan," ujarnya.

Di manajemen Indofood, menurut dia, ikut berubah seiring kemajuan teknologi. "Kami harus membaca platform ke depan. Artinya ada perubahan, tidak bisa seperti dulu. Kami harus berubah, berubah budayanya. Itu memang tidak mudah, dan ini tantangan kami," ujarnya.

Sebelumnya guru besar ilmu manajemen strategi UI Prof Dr. Rhenald Kasali mengingatkan, kiat agar perusahaan dapat memenangkan persaingan yang semakin ketat, termasuk dengan maraknya bisnis online yang mulai mengambil "kue" bisnis konvensional.

"Disruption (gangguan) ada dua, karena digital dan nondigital. Dia menciptakan dua pasar, yakni pasar baru dan pasar kelas bawah (low end market)," ujarnya seperti dikutip Liputan6.com, belum lama ini.

Strategi pertama, menurut dia, lakukan self disruption dengan mengganti cara kerja secara revolusioner. Mengubah produk dan membangun sistem online untuk menghubungkan perusahaan dengan pasar, serta memperbaiki struktur biaya maupun proses bisnis.

Kedua, lakukan kolaborasi dengan bisnis-bisnis baru yang sudah berkembang atau mulai tumbuh di pasar. Carilah pola kerja sama yang dapat memangkas biaya. Ketiga, melatih semua jajaran eksekutif untuk memahami makna disruption dan membongkar pola pikir (maindset) mereka.

"Terakhir, refokus segmen. Periksa di mana segmen yang masih terbuka dan tercipta dalam waktu cepat. Mana yang sudah ditinggalkan, mana yang mengecil. Reformulasikan kembali strategi tanpa harus menunggu akhir tahun," ujarnya.

Secara terpisah, guru besar ekonomi UI yang juga Rektor Universitas Paramadina Firmanzah Phd. mengatakan, di tengah gempuran teknologi yang berkembang cepat dan menjamurnya toko online, perusahaan dituntut untuk berinovasi serta mengikuti perkembangan zaman. Tidak melulu terpaku pada gaya lama, sehingga konsumen lari mengikuti perubahan pola konsumsi.

"Selain teknologi, faktor lain juga ada penurunan daya beli. Masyarakat cenderung mencari barang lebih murah, sehingga mempengaruhi pola konsumsi. Yang tadinya masih menerima kemahalan, sekarang mencari kanal baru yang menawarkan harga lebih murah," ujarnya.

Menurut dia, langkah pertama perusahaan harus mengevaluasi strategi bisnis. Artinya mengikuti perkembangan tren saat ini, baik itu target pertumbuhan dan rencana investasi yang tentunya melibatkan teknologi.

Kedua, menurut Firmanzah, keputusan menggunakan teknologi proses bisnis harus diiringi dengan kemampuan karyawan untuk melek teknologi, seperti menggelar pelatihan, workshop, maupun banchmarking agar kompetensi karyawan meningkat dalam penggunaan teknologi.

"Apa yang dialami Toys "R" Us karena mereka terlambat membaca peluang bahwa masa depan pendapatannya tergerus dengan e-commerce. Sedangkan Matahari mulai membaca atau intuisinya mengarah pada pengembangan toko online-nya, sehingga melakukan efisiensi dengan menutup dua gerai," ujarnya.

Penetrasi Internet Masif

Di tengah gencarnya penetrasi internet saat ini, pemilik merek menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Sejumlah keputusan konsumen, kini lebih banyak dipengaruhi pihak ketiga jika dibandingkan dengan informasi yang dikeluarkan pemilik merek.

Hal itu terungkap dalam studi terbaru yang dilakukan perusahaan yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan, Tetra Pak, melalui Tetra Pak Index 2017. Menurut Manajer Komunikasi Tetra Pak Indonesia Gabrielle Angriani, hal itu karena sebagian besar dari pengguna internet di Indonesia merupakan pelaku aktif di media sosial.

Sekitar 85% dari 108 juta pengguna media sosial mengaksesnya melalui telepon seluler. Data tersebut perlu diadaptasi pemilik merek dalam menjual produknya. “Media sosial memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan bisnis, khususnya yang berbasis online. Konten buatan pengguna menjadi penting pada era digital saat ini. Selain itu, ulasan konsumen independen menjadi hal kedua terpenting yang dapat memengaruhi proses pemasaran,” ujarnya, pekan lalu.

Pakar pemasaran digital Tuhu Nugraha menambahkan, media sosial menjadi salah satu sarana penjualan yang efektif karena konsumen dapat memperoleh penerimaan sosial mengenai produk yang akan mereka gunakan. Media sosial juga menciptakan relasi yang lebih intens antara penjual dan pembeli.

Penetrasi mobile internet yang semakin besar mencapai 98% dari pengguna internet di Indonesia juga berkontribusi pada perilaku konsumen di media sosial. Perilaku konsumen di media sosial, bahkan lebih berpengaruh jika dibandingkan dengan e-commerce.

Hal itu juga mendorong sejumlah pelaku e-commerce mengubah tampilan muka situs menjadi lebih sederhana. Ditambah lagi, “Sistem pembayaran yang lebih mudah melalui media sosial karena bisa melalui ATM atau bayar di tempat (COD),” ujar Tuhu.

Dekan FEB-UI Ari Kuncoro melihat terjadi pergeseran pola konsumsi di masyarakat dari membeli barang menjadi belanja untuk kesenangan dan dari membeli di toko beralih ke daring online.

Masyarakat cenderung enggan membeli barang untuk sementara waktu, melainkan membeli pengalaman dan fokus kepada hal-hal yang bersifat status. “Di Mei, Juni, Juli, Agustus, masyarakat kita bertemu dengan musim liburan dan hari raya. Di sini, muncul kebiasaan mengajak keluarga liburan. Hal tersebut menyebabkan penjualan ritel pada triwulan awal turun sangat tajam. Sebaliknya, penumpang pesawat naik hingga 13%,” ujarnya.

Namun di sisi lain, pengembang di Jakarta justru kian gencar melakukan pembangunan. Pada 2013, mal di Jakarta terus bertambah mencapai 564 unit. Menurut Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin, lonjakan itu disebabkan kecenderungan masyarakat yang kerap menjadikan mal sebagai obat depresi dan stres. Rata-rata orang Jakarta, mayoritas perempuan, menghabiskan sekitar tiga jam setiap kali mengunjungi mal.

“Sayangnya, pengembang mengabaikan tren pada masyarakat yang tinggal di megapolitan di negara-negara lain seperti Amerika Serikat,” ujarnya. Ironisnya, para pengembang malah menuding belanja daring (online) sebagai kambing hitam. “Mereka tidak menyadari hal itu terjadi karena jumlah mal yang terlalu banyak dan perubahan gaya hidup masyarakat kota besar,” ujarnya.

Sama seperti di Jakarta, lanjutnya, sejumlah mal mengalami penurunan pengunjung bukan karena daya beli masyarakat turun. Akibat utamanya, strategi pengembang properti dinilai ketinggalan zaman karena menutup mata dari perubahan.

Penduduk kota besar saat ini cenderung ingin praktis dan lebih gemar menyisihkan uang untuk kesehatan atau menghibur diri dengan olahraga dan piknik. Itu sebabnya diperlukan strategi khusus agar tetap memenangkan pasar. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…