Danai Proyek Tol Semarang-Solo - BNI Kuncurkan Sindikasi Kredit Rp 1,35 Triliun

NERACA

Jakarta –Dukung program infrastruktur yang digagas pemerintah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengucurkan kredit sindikasi dengan porsi Rp1,35 triliun untuk proyek pembangunan ruas jalan tol Semarang - Solo, Jawa Tengah.”Pembiayaan infrastruktur merupakan salah satu dari sektor-sektor utama yang dikucurkan kredit dari BNI," ujar Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (25/9).

BNI mendapat porsi pembiayaan 26,35 persen dari pembiayaan sindikasi tersebut atau sebesar Rp1,35 triliun. Proyek Tol Semarang- Solo sepanjang 72,65 kilometer memiliki nilai proyek sebesar Rp7,31 triliun yang dibiayai secara sindikasi dengan pembiayaan total sebesar Rp 5,1 triliun.

Baiquni mengatakan, BNI juga bertindak sebagai agen fasilitas dan agen jaminan dalam pembiayaan sindikasi. Sedangkan anggota sindikasi lainnya adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Jateng, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Pembangunan Tol Semarang - Solo dibagi atas lima seksi, yaitu Seksi I: Semarang - Ungaran, Seksi II: Ungaran - Bawen, Seksi III: Bawen - Salatiga, Seksi IV: Salatiga - Boyolali, dan Seksi V: Boyolali - Kartasura. Seksi I dan Seksi II saat ini telah beroperasi, dimana Seksi I mulai beroperasi sejak November 2011 dan Seksi II mulai April 2014.

Seksi III baru selesai proses konstruksinya dan mulai beroperasi pada Senin (25/9). Peresmian beroperasinya ruang tol Bawen - Salatiga dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo di Pintu Tol Salatiga. Pembiayaan BNI ke sektor Infrastruktur per Agustus 2017 mencapai Rp88,99 triliun. Portofolio itu dominan pada sektor ketenagalistrikan sebesar 28,8 persen serta Jalan Tol dan Konstruksi sebesar 28,4 persen.

Sebagai informasi, BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 6,41 triliun pada semester I 2017. Capaian ini meningkat sebesar 46,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, tingkat keuntungan yang diperoleh per lembar saham meningkat menjadi Rp 344 per lembar saham. Angka ini tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 234.

Direktur Bisnis Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo menyebut, perolehan laba bersih tersebut disumbang dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai Rp 15,4 triliun atau tumbuh 10,7 persen secara tahunan. Adapun pendapatan non bunga mencapai Rp 4,65 triliun pada semester I 2017, tumbuh 17,9 persen secara tahunan (yoy).”Pertumbuhan NII merupakan hasil dari penyaluran kredit yang terus meningkat, sementara pertumbuhan pendapatan non bunga ditopang peningkatan fee based income sebesar 17,9 persen (yoy), terutama bersumber dari recurring fees yang berkontribusi 92,1 persen (yoy) dari total FBI," kata Anggoro dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

BNI juga mencatat pertumbuhan aset sebesar 17,2 persen (yoy), dari Rp 539,14 triliun pada semester I 2016 menjadi Rp 631,74 triliun pada Semester I 2017. Aset terhimpun dari perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 463,86 triliun pada Semester I 2017 atau meningkat 18,5 persen (yoy) dibandingkan Semester I 2016 sebesar Rp 391,49 triliun.

Dari total DPK tersebut komposisinya masih didominasi komponen dana murah (current account & saving account/CASA) sebesar 60,9 persen. Angka ini meningkat tipis dibandingkan Semester I 2016 yang tercatat sebesar 60,4 persen.

Adapun penyaluran kredit BNI mencapai Rp 412,18 triliun atau tumbuh 15,4 persen (yoy) dibandingkan penyaluran kredit pada periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 357,22 triliun. Capaian ini di atas pertumbuhan kredit di industri perbankan yang mencapai 9,5 persen per April 2017.

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…