Bangun Dua Pabrik Baru - Emdeki Utama Investasikan Rp 134 Miliar

NERACA

Jakarta – Debut perdana di pasar modal, PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) tancap gas kembangkan bisnisnya. Perseroan rencananya bakal membangun dua ‎pabrik baru dengan mengalokasikan dana sebesar Rp134 miliar. Pabrik yang akan dibangun perseroan merupakan pabrik untuk produk turunan dari karbid (carbide), yaitu high grade silica alloy dan carbide desulphuriser (kalsium karbida dalam bentuk serbuk). "Pembangunan dua pabrik baru memakan dana sekira Rp134 miliar. Dengan riancian, Rp80 hingga Rp90 miliar untuk pabrik high grade silica alloy dan sekitar Rp44 miliar untuk pabrik carbide desulphuriser," kata Direktur Utama PT Emdeki Utama Tbk, Hiskak Secakusuma di Jakarta, Senin (25/9).

Dirinya mengungkapkan, pembangunan pabrik diperkirakan akan berjalan selama kurang lebih dua tahun. Dimana, pembangunan pabrik akan berlokasi di Gresik, Jawa Timur.”Kapasitas pabrik  high grade akan menghasilkan kurang lebih 6.500 ton per tahunnya. Sedangkan pabrik desulphurizer mampu menghasilkan 500 ton per bulan, atau 6.000 ton per tahun," jelasnya.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada produsen lokal yang memproduksi dua produk tersebut. Hingga saat ini juga, pertumbuhan pendapatan dari karbid masih di bawah 10%‎.”Kalau sudah beroperasi, dua pabrik akan menyumbang antara 30% sampai 35% dari total income. Kalau dua pabrik itu sudah jalan,”paparnya.

Selain ekspansi menambah dua produk baru, perseroan juga akan merambah pasar ekspor. Perusahaan berharap, ekspor dapat berkontribusi untuk menunjang pertumbuhan MDKI di tahun ini. Saat ini MDKI mengekspor produk ke pasar India. Ke depan, perseroan berharap akan merambah negara-negara yang lain. "Terutama, kami membidik negara-negara berkembang," kata Hiskak.

MDKI sebelumnya mengurangi pasar ekspor kerena persaingan pasar. Selain itu, Emdeki juga perlu modal cukup besar untuk ekspor. Tahun ini, perusahaan akan menambah pasar ekspor dengan mengirim sekitar 6.500 metrik ton karbit.  Angka ini 30,95% dari penjualan MDKI sekitar 21.000 metrik ton karbit. MDKI fokus mengandalkan pasar ekspor tahun ini lantaran pertumbuhan di pasar domestik tak terlalu besar.

Strategi ekspor ini menjadi upaya MDKI untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal. Tahun ini MDKI mengincar kenaikan pendapatan 32% menjadi Rp 451 miliar dan laba 8% menjadi Rp 93 miliar. Menjadi emiten ke-22 di tahun 2017, saham MDKI mendapatkan respon positif dari pelaku pasar. Pasalnya, dalam penawaran umun perdana ini saham MDKI mencatatkan oversubscribed 7,07 kali. Pada pembukaan perdagangan, harga saham MDKI turun 1,67% ke level Rp 590 per saham.

MDKI merupakan perusahaan produsen kalsium karbit (calcium carbide - CaC2) dan ferro alloy yang akan dicatatkan di sektor industri dasar dan kimia di BEI. Dalam IPO ini, PT Yuanta Sekuritas Indonesia menjadi penjamin pelaksana emisi.”Kami berharap dengan pencatatan saham dengan kode MDKI ini akan memberi competitive advantage, dan saham kami dapat menjadi saham pilihan bagi investor," kata Hiskak Secakusuma.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…