Sukabumi Hujan, Wilayah Jampang Tengah Masih Kesulitan Air Bersih

Sukabumi Hujan, Wilayah Jampang Tengah Masih Kesulitan Air Bersih 

NERACA

Sukabumi – Musim hujan mulai turun di wilayah Sukabumi. Namun di wilayah Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, masih alami kesulitan air bersih. Warga terpaksa membeli air bersih untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Sulitnya warga mandapatkan air bersih, diduga akibat lingkungan dan kawasan resapan air telah rusak.

Menurut salah seorang warga, Dasep Nugraha, kesulitan air bersih di daerah itu terjadi sejak Juli lalu.“Saat kemarau tiba, debit air sumur langsung menurun drastis. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, warga terpaksa membeli air bersih dari depot air,” terang Dasep, Senin (25/9). 

Ia mengatakan, pemerintah sebenarnya memberikan bantuan air bersih pada waktu pagi dan sore hari.“Tetapi terkadang bantuan air itu tidak mencukupi. Sebab kekeringan sumur di wilayah ini sangat parah,” tambah dia.

Diterangkan, untuk satu galon air bersih, warga membelinya dari depot sebesar Rp 5 ribu. Sementara untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) warga menggunakan air sungai Cimandiri.

Dasep menuturkan, sepuluh tahun silan, daerah itu, tidak pernah kekurangan air bersih.“Sumber air dulu banyak. Tapi sumber air itu mulai tergeser oleh bangunan pabrik dan pemukiman,” papar dia.

Sementara pengamat lingkungan hidup Endang Rohman menilai, terjadinya kekeringan di Jampang Tengah yang merupakan wilayah resapan air, menandakan alam sudah mulai rusak. Pemerintah, sebut dia, harus segera melakukan perbaikan. 

“Reboisasi sudah harus menjadi program utama. Jangan anggap sepele kerusakaan alam yang menimbulkan berkurangnya debit air. Kalau dibiarkan berlarut-larut, akan mengakibatkan kesengsaraan bagi warga,” tandas dia.

Selain itu, tambah dia, Pemerintah sebaiknya membangun sumur bor atau artesis di dekat pemukiman, untuk dipergunakan bersama.“Ini sebenarnya penyakit tahunan yang selalu tidak memiliki solusi. Memang untuk membangun artesis sangat mahal biayanya. Tapi, akan menjadi satu solusi sebelum memperbaiki alam yang memakan waktu lama,” sambung dia.

Rusaknya lingkungan dan berimbas terhadap ketersediaan air bawah tanah, kata Endang,  salah satu penyebabnya adalah tingginya pembangunan.“Semua tahu, kawasan penyanggah di wilayah Jampang Tengah ini, banyak berdiri perusahaan. Belum lagi pemukiman. Akibat pembangunan itu, ruang resapan air jadi berkurang,” kata dia.

Sementara pengamat pertambangan, Dani H berpendapat, pembangunan pemukiman belum tentu bisa merusak daerah resapan air sepanjang pembangunan itu memakai etika, koridor dan aturan.“Kalau kebutuhan perumahan mendesak, maka yang wajib diadakan adalah membuat sumur resapan,” jelas Dani.

Kemudian Dani juga menyebutkan, cirri-ciri daerah resapan air adalah berada pada tebing atau bukit maupun pengunungan. Kendati demikian, tidak semua bukti atau pengunungan memiliki kawasan resapan air.“Ciri-ciri daerah kawasan resapan air itu adalah tanahnya gembur. Sedangkan gunungan yang banyak lavanya, bukan merupakan kawasan resapan air,” kata Dani.

Untuk mengetahui resapan air rusak, ungkap Dani, bisa dilihat dari neraca masuk dan keluarnya air.“Prinsip resapan air itu saya analogikan seperti bak air. Yaitu, siklus air masuk dan ada air keluar balance,” jelas Dani. Ron

 

BERITA TERKAIT

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…