MAKIN GENCARNYA SERBUAN TRANSAKSI E-COMMERCE - Bisnis Ritel Konvensional Terancam Tutup

Jakarta-Sejumlah perusahaan dunia maupun lokal kini terancam bangkrut seiring makin cepatnya gelombang revolusi ekonomi digital, sehingga membuat pola belanja konsumen menjadi berubah secara signifikan. Dampaknya, banyak perusahaan ritel raksasa yang tidak mampu bertahan menghadapi serbuan teknologi modern tersebut.

NERACA

Menurut guru besar ilmu manajemen strategi UI Prof Dr. Rhenald Kasali, sejumlah perusahaan ritel terancam runtuh karena tidak bisa membaca tren kemajuan di luar. "Mereka tidak bisa membaca sinyal perubahan pada tahap dini," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Rhenald menuturkan, banyak perusahaan itu berpikir semua berlangsung seperti biasanya dan bakal tumbuh selamanya. Bila ada yang tidak beres, yang dicari biasanya “kambing hitam”. Yang jadi sasaran biasanya manajer penjualan, konsultan bisnis, atau kebijakan pemerintah. Padahal sebenarnya, sumber kebangkrutan bukan berasal dari luar, tapi dari internal perusahaan.

Dia mengingatkan, situasi sekarang sudah sangat berbeda. Di luar sedang terjadi proses gangguan (disruption) terhadap jalannya roda bisnis. Dan gangguan ini mirip puncak gunung es yang tengah mencair. Puncak gunung es itu adalah internet of things (IOT) yang akan menghantam banyak sektor bisnis yang tak berjalan stagnan.

"Mulanya menghantam industri musik seperti Disc Tarra, lalu masuk ke media, perusahaan taksi, transportasi laut dan udara, ritel, traveling, perhotelan, mainan anak, medikal, pendidikan, dan kini perbankan," ujarnya.

Toys'R'Us menjadi contoh terbaru perusahaan di Amerika Serikat yang terkena disruption. Toko ritel penjual mainan global ini memiliki jaringan 1.600 toko di 38 negara, tumbang dan tengah mengajukan perlindungan dari kebangkrutan.

Tidak hanya itu. Menurut media Business Insider, Minggu (24/9), lebih dari 6.400 toko ritel di AS diprediksi akan tutup di 2017. Pusat perbelanjaan terkenal seperti Macy's, Sears dan JCPenny sudah menutup belasan tokonya di beberapa tempat.

Penyebab runtuhnya bisnis ritel di Amerika Serikat adalah karena konsumen yang lebih memilih berbelanja online. Laporan lembaga riset properti Cushman & Wakefield mengungkap, jumlah kunjungan ke mal menurun drastis dari tahun 2010 hingga 2013 sebesar 50%.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa aktivitas belanja online meroket pada April dengan peningkatan sebesar 11,9% (yoy). "Ini adalah pertumbuhan yang terjadi di hampir seluruh wilayah," ujar pimpinan perusahaan konsultan ritel Davidowitz & Associates Howard Davidowitz di New York.

Salah satu mal yang sudah tidak berfungsi di Amerika Serikat adalah Chicago's Lincoln Mall. Sejak ditutup dua tahun yang lalu, mal ini sudah berubah menjadi gedung tak terpakai seperti sebuah gurun yang menakutkan dan sepi. Mal ini tutup setelah banyak toko ritel yang memutuskan menutup gerainya.

Tidak hanya mal, toko ritel juga banyak yang berjuang untuk bertahan akibat penjualan yang terus terpuruk. Jika mengunjungi perusahaan ritel seperti Sears, Kmart hingga Macy's pengunjung akan disodorkan pemandangan toko yang sepi. Beberapa barang juga diobral dengan harga miring demi penghabisan stok.

Macy's yang dahulu menjadi pusat perbelanjaan primadona warga AS kini harus menerima nasib sial. Perusahaan ini mengumumkan akan menutup cabangnya di 68 lokasi berbeda sepanjang tahun ini. Hal serupa juga terjadi pada toko sepatu Payless dan Crocs. Payless dikabarkan menutup 808 cabangnya, sementara 160 cabang Crocs di AS juga mengalami nasib yang sama.

CEO Toys'R'US David Brandon menjelaskan, salah satu penyebab ambruknya jaringan toko yang memiliki 64 ribu pegawai ini adalah hantaman toko ritel online seperti Amazon.com, peritel online terbesar di AS.

Untuk bersaing dengan Amazon, Toys R Us, juga toko lain seperti Wal-Mart dan Target, harus benar-benar memangkas harga produknya demi menjaga konsumen tetap datang ke toko mereka. "Ini membuat pendapatan dan juga cash flow turun dalam persaingan yang tak henti-henti," ujar Brandon.

Dalam surat perlindungan dari kebangkrutan yang diajukan di Virginia, Amerika Serikat, tertulis bahwa perusahaan punya utang lebih dari US$ 5 miliar, maka mereka harus bayar US$ 400 juta setiap tahun.

Rhenald yang saat ini sedang melakukan riset dengan Universitas Cambridge AS mengungkapkan, meskipun masih belum sampai tahap kesimpulan, sudah bisa terlihat indikasi bakal ada sektor-sektor lain di luar ritel yang bakal terdampak gelombang digitalisasi.  Salah satunya adalah perbankan. "Kantor-kantor cabang akan tutup, teller akan hilang, bisnis remittance dan pembayaran akan pindah, kredit juga akan beralih," ujarnya seperti dikutip laman Liputan6.com.

Dia menjelaskan, agar bisa bertahan, perusahaan harus mengganti cara kerja secara revolusioner. Perubahan yang dibutuhkan bukan hanya mampu terkoneksi secara online dengan pasar, tapi juga harus membongkar struktur biaya dan bentuk bisnis mereka. "Bisa berkolaborasi dengan bisnis baru yang sudah jadi atau mulai jadi di pasar. Cari pola kolaborasi yang bisa memangkas biaya," tutur dia.

Industri pendidikan pun juga akan terpengaruh. Kampus mulai digantikan online learning. "Kampus di Inggris dan Amerika Serikat bisa bertahan karena mahasiswa yang datang dengan beasiswa yang dikirim negara berkembang," ujarnya.

Kondisi di Indonesia

Tidak hanya di AS. Kondisi perusahaan di Indonesia juga sudah mulai terdampaknya oleh maraknya transaksi dagang via online. Seperti yang sudah nyata terlihat dampaknya adalah bisnis transportasi, terutama taksi. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyatakan, jumlah perusahaan taksi turun drastis. Dari 35 perusahaan di Jakarta, kini hanya tinggal empat yang masih aktif mengoperasikan armadanya. Mereka kolaps ditabrak perusahaan transportasi online, seperti Uber, Grab dan Gojek.

Dua gerai Matahari di Pasar Raya Manggarai dan Pasar Raya Blok M, Jakarta Selatan, akhir bulan ini tidak lagi beroperasi. Pengunjung sepi menjadi alasan kedua gerai tersebut gulung tikar. Namun, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) selaku pengelola menjamin tidak ada pemecatan atas keputusan tersebut. Para karyawan akan dipindahkan ke gerai Matahari lainnya. "Iya betul, (semua) akan dipindahkan," ujar Corporate Secretary & Legal Director Matahari Group Miranti Hadisusilo, pekan lalu.

Kemudian PT Ramayana Lestai Sentosa Tbk dikabarkan akan menutup 8 tokonya. Pernyataan tersebut terdapat dalam sebuah selembaran yang dibuat oleh pihak Ramayana.

Menurut informasi yang dikutip detikFinance, edaran perusahaan per 16 Agustus 2017 itu ditujukan kepada para pemasok (supplier) Ramayana. Isinya memberitahukan pada supplier, bahwa 8 toko Ramayana akan tutup pada 28 Agustus 2017. Adapun toko yang akan tutup di antaranya R098 (Gresik), R030 (Banjarmasin), R115 (Bulukumba), R025 (Bogor), R057 (Pontianak), serta R008 (Sabang). Lalu ada 2 toko yang terdapat keterangan 'sudah tutup' di Surabaya yakni R222 dan R214.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Situmorang, ada empat hal yang menyebabkan tutupnya toko ritel di Jakarta. Pertama soal daya beli masyarakat. Menurut dia, ada penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang asal usulnya bersumber dari ketidakstabilan perekonomian nasional. Ekonomi nasional hanya mampu tumbuh sekitar 5%.

Kedua adalah soal persaingan antar pusat perbelanjaan yang semakin ketat. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan kawasan properti di wilayah baru. Ketiga, banyaknya barang-barang atau produk asing yang sejenis, baik secara legal maupun ilegal. Harga yang lebih murah menjadi pilihan bagi konsumen.

Keempat, pasar e-commerce. Berdasarkan data yang diperoleh Sarman, baru sekitar 29% atau sekitar 26,3 juta jiwa masyarakat yang menjadi konsumen dalam pasar tersebut. Artinya memang belum dianggap sebagai penyebab atas fenomena sekarang, namun harus tetap diantisipasi ke depannya. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…