BPBD Sukabumi Akan Bentuk TRC Antisipasi Kekeringan

BPBD Sukabumi Akan Bentuk TRC Antisipasi Kekeringan

NERACA

Sukabumi - Meskipun musim kemarau saat ini berkepanjangan, namun di Kota Sukabumi belum tergolong kekeringan. Tapi untuk mewaspadai hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, segera membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC). Mereka nantinya bertugas menangani setiap laporan masyarakat yang mengalami kekeringan dengan cepat dan tuntas.

"Secara teoritis, sebetulnya di Kota Sukabumi itu belum masuk kategori kekeringan, tapi masih sebatas ancaman. Hal itu didasari kebutuhan air untuk mandi dan sebagainya masih cukup. Hanya saja yang banyak dilaporkan itu kurangnya pasokan air bersih untuk kebutuhan minum," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami kepada Neraca, Jumat kemarin (22/9).

Sejauh ini lanjut Zulkarnain, laporan resmi terjadinya kekeringan di Kota Sukabumi tidak terlalu banyak. Teranyar laporan krisis air bersih di Kelurahan Gedongpanjang Kecamatan Citamiang."Ada laporan permintaan bantuan air bersih dari masyarakat di Kelurahan Gedongpanjang. Tapi itu juga ditujukannya bukan ke BPBD, tapi ke PDAM. Kami hanya menerima tembusannya saja. Ada juga laporan kekurangan pasokan air untuk lahan persawahan. Tapi kondisi itu lebih karena rusaknya bendungan irigasi. Jadi aliran air ke persawahan tersendat," imbuhnya.

Kendati begitu, kata Zulkarnain, upaya-upaya antisipasi terjadinya ancaman kekeringan terus dilakukan jajaran BPBD Kota Sukabumi. Selain merencanakan membentuk Tim Reaksi Cepat, sudah dipersiapkan juga draft penetapan status siaga darurat kekeringan."Informasi terakhir yang kami terima dari Bagian Hukum, draf penetapan status siaga darurat kekeringan sudah berada di meja pak Wali Kota. Tinggal menunggu ditanda tangan," tegasnya.

Zulkarnain mengaku tak ada anggaran khusus penanganan bencana kekeringan. Biasanya BPBD hanya mengandalkan bantuan provinsi dari pos anggaran dana siap pakai."Tapi kita juga belum tahu apakah dapat atau tidak dana siap pakai itu karena kan Kota Sukabumi belum menetapkan secara definitif status siaga kekeringan," jelasnya.

Melihat kondisi saat ini, Zulkarnain mengimbau masyarakat agar bisa menghemat penggunaan air. Artinya, untuk hak-hal yang tidak penting, masyarakat tak harus menghambur-hamburkan air."Antisipasinya harus segera mungkin. Atur ulang pemakaian air. Pengambilan air dari sumur juga diupayakan terjadwal. Misalnya jangan mencuci kendaraan menggunakan air ledeng. Sayang kan karena masih banyak kebutuhan penting lainnya," tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi, mengungkapkan ada sekitar 13,5 hektare sawah yang mengalami kekeringan di musim kemarau ini, dan itu setiap tahunnya menjadi rutin ketika musim kemarau melanda."Faktornya selain cuaca, juga pengairan debit airnya berkurang akibat perlu perbaikan irigasinya," terangnya.

Upaya dinas sendiri tambah dia, menghimbau kepada petani agar dipercepat proses nanamnya."Yang 13,45 hektare sawah kekeringan itu tersebar di 8 titik di semua kecamatan, makanya sebelum menghadapi musm kemarau, para petani melakukan tanam lebih cepat," terangnya.

Selain itu, kata dia, upaya lainya, selalu pakai pompa air, tapi itu juga jika lokasi nya tidka jauh dari aliran air."Tapi dinas terkait segera akan memperbaiki saluran irigasi tersebut, sehingga nantinya di musim kemarau tidak terlalu mengancam area pesawahan,” pungkasnya. Arya

 

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…