Asing Lepas Saham - Saatnya Investor Lokal Akumulasi Beli

NERACA

Jakarta - Pengamat pasar modal dari Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo mengatakan, investor asing yang cenderung melakukan aksi lepas saham di Bursa Efek Indonesia dapat dijadikan momentum bagi investor lokal melakukan akumulasi beli.”Tren keluar investor asing dari pasar saham domestik dialami dalam beberapa waktu terakhir. Namun, investor lokal dapat mengambil momentum itu dengan melakukan akumulasi jangka panjang mengingat fundamental ekonomi nasional cukup kuat," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menuturkan, keluarnya investor asing dari pasar saham domestik bukan berarti ekonomi Indonesia tidak baik, kondisi itu lebih disebabkan faktor eksternal, yakni belum adanya kepastian mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR).”Pelaku pasar belum melihat agresifitas The Fed menaikan FFR, kondisi itu yang membatasi transaksi di pasar saham. Lihat saja bursa di kawasan Asia, volatilitasnya juga tidak terlalu tinggi, sama seperti IHSG," katanya.

Berdasarkan data KSEI, nilai saham dengan kepemilikan asing per Agustus 2017 tercatat Rp1.862,39 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan Juni 2017 lalu yang sebesar Rp1.882.60 triliun. Sementara itu tercatat, kepemilikan saham investor lokal tercatat sebesar Rp1.653,50 triliun pada Agustus 2017, lebih tinggi dibandingkan Juni 2017 lalu senilai Rp1.563,12 triliun.

Lucky Bayu Purnomo mengharapkan bahwa Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuannya (BI 7-day Reverse Repo Rate) agar dapat mendorong ekonmi nasional lebih baik lagi. Dengan demikian, dampaknya akan positif ke saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono mengatakan bahwa ada indikasi pergerseran arah investasi investor dari saham ke obligasi menyusul kepemilikan asing di pasar obligasi meningkat.

Dia menyampaikan bahwa investor asing tercatat membukukan beli bersih (net buy) dalam instrumen obligasi sebesar Rp125,71 triliun sejak awal tahun hingga 7 September 2017. Sementara di pasar saham investasi asing cenderung berkurang. Tercatat akhir pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 5,13 poin atau 0,08% menjadi 5.911,70. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 0,05 poin (0,01%) menjadi 983,35.

Kata analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, IHSG mengakhiri pekan kemarin dengan penguatan terbatas setelah dibuka pada cenderung pesimistis. “Pergerakan IHSG yang mendatar seiring dengan penantian tingkat suku bunga yang akan diumumkan Bank Indonesia,"ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa ekspektasi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga meningkat di akhir sesi perdagangan hingga berhasil memberikan dorongan penguatan pada IHSG di sesi kedua perdagangan."Saham-saham sektor keuangan menguat akibat sentimen itu, sedangkan saham-saham sektor pertambangan mengalami koreksi sehingga menahan laju IHSG," katanya.

Investor asing yang kembali melakukan aksi lepas saham turut membebani laju IHSG. Berdasarkan data perdagangan BEUI pada Jumat, (22/9) akhir pekan kemarin, investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp122,33 miliar. Secara teknikal, lanjut dia, IHSG masuk dalam momentum pergerakan area jenuh beli (overbought) dan akan kembali terkonsolidasi. IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.895-5.930 poin pada awal pekan depan (Senin, 25/9).

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 291.989 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,047 miliar lembar saham senilai Rp7,542 triliun. Sebanyak 155 saham naik, 165 saham menurun, dan 122 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…