Eks Tambang Emas - Antam Kembangkan Wisata di Cikotok

NERACA

Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengembangkan salah satu area fasilitas transportasi bawah tanah eks-tambang emas Cikotok yakni Menara Derek menjadi kawasan wisata. Bernama Taman Derek, program ini mendukung program Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lebak dalam rangka mewujudkan kawasan wisata terintegrasi, dimana Cikotok menjadi salah satu destinasinya.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin perseroan mengungkapkan, pemanfaatan tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Dede Jaelani & VP Post Mining and Non Productive Asset Management ANTAM, Saepuloh pada tanggal 20 September 2017 di Desa Cikotok, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.

Direktur Operasi Antam, Hari Widjajanto mengatakan, tambang emas Cikotok merupakan warisan peninggalan sejarah sebagai pertambangan emas milik negara pertama yang beroperasi lintas jaman yakni masa kolonial dan masa kemerdekaan. “Harapan Antam, semoga Pemda Kabupaten Lebak dapat memanfaatkan aset ini sehingga kawasan Menara Derek terpelihara sekaligus mendukung program wisata terintegrasi Kabupaten Lebak.”ujarnya.

Taman Derek pada awalnya merupakan mine shaft derrick berupa lubang bukaan vertikal sedalam lebih dari 110 meter yang dibangun pada tahun 1940 untuk menghubungkan tambang bawah tanah Cikotok dengan permukaan tanah serta alat transportasi pekerja tambang. Belum lama ini, perseroan mengungkapkan, biaya kegiatan eksplorasi emas dan nikel milik hingga Agustus telah mencapai sebesar Rp 1,84 miliar. Kegiatan eksplorasi emas selama bulan Agustus 2017 dilaksanakan perusahaan di Pongkor, Jawa Barat.

Pada paruh pertama 2017, pendapatan Antam terkoreksi 2,66% dari priode yang sama tahun lalu Rp 4,16 triliun menjadi Rp 3,01 triliun. Perseroan mengungkapkan, kinerja keuangan ANTM semester satu merupakan refleksi penurunan volume penjualan komoditas feronikel dan emas, serta pengaruh harga komoditas. Disebutkan, volume penjualan feronikel ANTM turun 4% menjadi 7.791 ton nikel dari sebelumnya 8.304 ton nikel. Harga jual rata-rata nikel ANTM mencapai US$ 4,55 per pon.

Volume penjualan emas pun anjlok 38% menjadi 3,3 ton ketimbang semester pertama tahun lalu 5,39 ton. Menurut perseroan, penurunan volume penjualan emas ini disebabkan oleh adanya gangguan fasilitas pemurnian logam mulai di awal 2017. Meski mencatatkan kinerja negatif, Antam kembali menyabet gelar juara umum Annual Report Award (ARA) 2016 yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, dan Komite Nasional Kebijakan Governance.

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…