Kemenkop UKM Gelar Workshop Sebagai Bekal Purnabakti

Kemenkop UKM Gelar Workshop Sebagai Bekal Purnabakti

NERACA

Jakarta - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengajak para PNS di lingkungannya yang akan memasuki masa purnabakti agar melakukan persiapan diri sejak dini agar tetap bisa memiliki aktifitas."Banyak pilihan aktifitas yang bisa kita pilih saat memasuki masa pensiun. Salah satunya adalah dengan memiliki usaha atau berwirausaha", kata Agus pada acara workshop bertema Menyongsong Masa Purnabakti Sebagai Investor dan Wirausaha, di Jakarta, Rabu (20/9).

Dihadapan ratusan PNS Kemenkop UKM dan juga dihadiri Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran I Wayan Dipta dan Deputi Bidang Pengawasan Suparno , Agus menekankan bahwa Kemenkop UKM berkewajiban memperhatikan hal tersebut."Bahkan, acara seperti ini akan kita gelar lagi saat Rakornas yang dihadiri oleh ribuan PNS dari seluruh Indonesia", tandas Agus.

Dalam kesempatan yang sama, konsultan bisnis, trainer dan motivator kondang sekaligus pengusaha Helmy Yahya memaparkan strategi sukses investasi dan buka usaha agar tidak gagal atau ditipu. Menurut Helmy, dirinya berharap agar para PNS bisa 'nice landing' saat memasuki masa purnabakti."Pasalnya, dari berbagai fakta dan pengalaman yang ada selama ini, para pensiunan merupakan kelompok yang paling banyak tertipu atau terjerumus sebagai korban investasi abal-abal. Tidak sedikit juga para pensiunan yang gagal dalam berbisnis karena tidak melakukan persiapan dengan matang", jelas Helmy. 

Helmy mengatakan, para pensiunan biasanya memiliki dua karakter, yaitu kaget mendapat uang banyak (pesangon) dan kaget karena menjadi pengangguran."Dalam posisi uang banyak tapi menganggur, diajak berbisnis apa saja pasti mau. Padahal, dia tidak paham bisnis tersebut. Oleh karena itu, sebelum memasuki masa purnabakti, kita harus merancang persiapan secara matang dan cermat, khususnya bagi yang mau berbisnis atau berinvestasi", jelas Helmy.

Pria bergelas Raja Kuis Indonesia ini juga mengingatkan bahwa korban terbanyak kedua setelah pensiunan adalah orang yang membutuhkan mitra usaha."Dan biasanya, seorang pensiunan itu juga bakal mencari mitra usaha untuk diajak berbisnis", tegas dia.

Bagi Helmy, bila mau berbisnis harus memiliki mitra. Karena, kita tidak bisa bekerja sendirian dan tidak ada sukses yang dilakukan sendiri."Perjalanan bisnis itu merupakan perjalanan mencari business soulmate. Yang harus diingat, sebagai teman baik belum tentu bisa menjadi mitra usaha yang baik. Bisa sebaliknya, teman baik bisa menjadi petaka saat menjadi mitra bisnis", ungkap Helmy.

Oleh karena itu, Helmy menegaskan bahwa harus hati-hati dalam menentukan mitra bisnis, jangan mudah percaya, dan tuangkan semua perjanjian bisnis secara tertulis."Karena, menjalankan bisnis itu sama seperti menjalani sebuah misteri", imbuh dia.

Oleh karena itu, Helmy pun memaparkan ada beberapa kesalahan penyebab gagal dala membuka usaha. Diantaranya, salah dalam menganalisa diri sendiri, salah memilih bidang usaha, salah dalam perhitungan risiko dan keuntungan, serta yang terbesar adalah salah dalam memilih mitra usaha."Kita harus bisa memahami karakter diri kita sendiri. Apakah seorang trader, motivator, kreator, akumulator, deal maker, dan sebagainya. Setelah kita memahami karakter kita sendiri, pilihlah mitra usaha yang berbeda dengan kita. Mencari mitra bisnis harus untuk saling melengkapi. Karena biasanya bila karakter sama, tidak akan berjalan. Misalnya, sesama kreator akan selalu berkutat dalam pembahasan ide-ide tanpa action", papar Helmy lagi.

Begitu juga ketika akan menentukan kemana akan berinvestasi. Karena, kata Helmy, biasanya orang yang menawarkan produk investasi hanya akan bercerita soal keuntungan besar yang bakal diraihnya. Sedangkan terkait soal segala risikonya selalu ditutupi."Yang wajib disadari, prosentase kegagalan dan juga kesuksesan berbisnis dan investasi itu berkisar 10-90%. Makin besar risikonya, makin besar pula keuntungannya, alias high risk, high return. Kita harus hati-hati terhadap produk investasi yang menawarkan keuntungan besar. Sudah banyak terbukti yang seperti itu investasi bodong", pungkas Helmy. Mohar/Rin

 

BERITA TERKAIT

Kejagung-Kementerian BUMN Rapatkan Pengelolaan "Smelter" Timah Sitaan

NERACA Pangkalpinang - Kejagung bersama Kementerian BUMN akan segera merapatkan pengelolaan aset pada lima smelter (peleburan) timah yang disita penyidik…

KPPU Kanwil I: Harga Beras Berpotensi Bentuk Keseimbangan Baru

NERACA Medan - Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Ridho Pamungkas menyatakan harga beras berpotensi membentuk keseimbangan baru.…

DJKI Kembalikan 1.668 Kerat Gelas Bukti Sengketa Kekayaan Intelektual

NERACA Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM mengembalikan barang bukti sengketa kekayaan intelektual berupa 1.668…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kejagung-Kementerian BUMN Rapatkan Pengelolaan "Smelter" Timah Sitaan

NERACA Pangkalpinang - Kejagung bersama Kementerian BUMN akan segera merapatkan pengelolaan aset pada lima smelter (peleburan) timah yang disita penyidik…

KPPU Kanwil I: Harga Beras Berpotensi Bentuk Keseimbangan Baru

NERACA Medan - Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Ridho Pamungkas menyatakan harga beras berpotensi membentuk keseimbangan baru.…

DJKI Kembalikan 1.668 Kerat Gelas Bukti Sengketa Kekayaan Intelektual

NERACA Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM mengembalikan barang bukti sengketa kekayaan intelektual berupa 1.668…