Menko PMK : Perdamaian Jangan Dibawa ke Jalan Buntu

Menko PMK : Perdamaian Jangan Dibawa ke Jalan Buntu

NERACA

Jakarta - Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Dunia. Hari istimewa itu ditandai oleh bunyi lonceng, yang terbuat dari koin uang sumbangan anak-anak dari berbagai penjuru dunia di Markas Besar PBB New York. Melihat sejarahnya, peringatan hari Perdamaian Dunia dimulai 1982 dan didedikasikan oleh PBB sejak 2013 demi perdamaian dunia, dan secara khusus menekankan pentingnya perdamaian dan penghentian atas perang dan berbagai kekerasan yang di berbagai negara.

Memperingati Hari Perdamaian Dunia, Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani di sela-sela kegiatannya dalam rangkaian Sidang Majelis Umum PBB, menyatakan agar hendaknya Hari Perdamaian Dunia ini bisa menjadi momentum bagi semua pihak yang terlibat dalam pertikaian dan membuahkan perang serta kekerasan, untuk secara sungguh-sungguh mencari solusi damai.‘’Dalam kehidupan dunia yang problematik ini, kita tak bisa menang sendiri, merasa benar sendiri. Situasi jangan dibawa ke jalan buntu. Pintu musyarawah untuk mufakat perlu terus dibuka,’’ ujar Menko PMK itu, Kamis pagi waktu setempat (21/9).

Puan juga menyatakan keprihatinannya bahwa pada Peringatan Hari Perdamaian Dunia ini, konflik masih merajalela di berbagai belahan dunia. Di Tanah Palestina, katanya, kekerasan terus mengintai di balik sengketa kepentingan anatara Palestina dan Israel. Di beberapa negara Afrika, kelompok-kelompok bersenjata terus baku serang. Korea Utara masih saja melakukan provokasi dengan rudal nuklirnya, dan yang terbaru adalah aksi kekerasan yang massif terhadap kelompok Rohingya di Myanmar saat ini. Menurut Puan,“Dalam situasi konflik ini, selalu saya yang paling menderita adalah rakyat kecil,” ujar Puan.

Selanjutnya, menurut Puan, Indonesia akan terus mendorong terwujudnya perdamaian di seluruh penjuru dunia, dan tentunya akan memberikan perhatian yang besar untuk Kelompok Rohingya di Myanmar.“Konflik yang terjadi di Myanmar membawa dampak langsung bagi kita. Paling tidak, menyangkut urusan pengungsi,” ujar Puan Pula. 

Tak kalah pentingnya, Puan juga berpesan agar seluruh masyarakat Indonesia sendiri agar mengawal perdamaian dengan terus konsisten menjaga nilai nilai persatuan, gotong royong, saling menghormati dan toleran. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…