Kebanggaan Akan Produk Sendiri

Oleh : Noor Yanto (wartawan HE Neraca)

Masih teringat di benak kita, bahkan baru beberapa hari yang lalu, Walikota Jokowi yang super menggunakan mobil bermerk Kiat Esemka yang diproduksi oleh SMKN 2 Solo bersama partner Kiat Motor. Sebenarnya, jauh sebelum mobil Esemka tersebut dirakit dan dipopulerkan seperti saat ini, sudah banyak sekali produk buatan dalam negeri, terutama yang berhubungan dengan dunia transportasi bahkan militer.

Sekitar tahun 2004, sempat pula dipopulerkan kendaraan KANCIL yang konon katanya saat itu berfungsi untuk menggantikan bajaj yang polusinya sangat tinggi. Bahkan, pada kisaran tahun 2000 keatas, Indonesia telah mampu memproduksi chasis bis sendiri yang dinamakan Komodo. Chasis tersebut, sampai saat ini masih digunakan pada Trans Jakarta dengan spesifikasi chasis bus gandeng, dan juga sampai saat ini masih digunakan oleh PO Sumber Alam Jogja-Jakarta dan PO Pratama dengan spesifikasi chasis overhang panjang (mirip Volvo) jurusan Klaten-Jakarta.Bahkan, untuk kualitas mesin Komodo ini, bisa dikatakan lebih baik daripada mesin Hyundai yang, menurut salah satu PO di Mojokerto, hanya mampu bertahan 2 tahun saja.

Untuk alutsista sendiri, PT Pindad sudah bisa menciptakan APC (Armored Personnel Carrier) 6x6. Bahkan kendaraan angkut pasukan ini sudah mendapatkan sertifikasi resmi dari badan internasional yaitu PBB. Tidak mudah mendapatkannya, jika belum dianggap battle proven. Untuk Anoa sendiri, mendapatkannya saat dipakai oleh pasukan perdamaian Indonesia di Lebanon. Terlebih lagi, ada negara lain yang sudah memesannya.

Selain kendaraan angkut tersebut, senapan serbu buatan pabrik yang sama yaitu SS (senapan serbu) juga sudah mumpuni. Saat perlombaan tembak beberapa negara, TNI yang menggunakan jenis senjata laras panjang ini, memenangi beberapa kelas yang diperlombakan. Dampaknya beberapa negara tetangga mulai melirik produk tersebut, bahkan memesannya.

Contoh-contoh diatas merupakan sebagian kecil keberhasilan produk kita yang sukses, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Diharapkan dengan adanya keberhasilan produk-produk dalam negeri, akan mengurangi ketergantungan kita akan produk luar. Terlebih lagi jika bisa diekspor ke luar negeri, tentunya akan menambah devisa bagi negara, selain kebanggaan kita sebagai warga Indonesia ketika mengetahui bahwa produk kita dikenal dan disukai oleh negara lain. Semoga…

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…