Pertumbuhan Ekonomi 2018 Mengarah ke 5,3%

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 mendatang akan membaik dibandingkan tahun ini dan bergerak mengarah ke 5,3 persen. "BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di range 5,1-5,6 tahun depan. Memang di range tengah sekitar 5,3 persen. Kita melihat untuk tahun depan yang mendorong itu 'spending' pemerintah yang sudah akan besar, baik itu melalui konsumsi maupun melalui investasi," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia BI Dody Budi Waluyo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat (15/9).

Dengan meningkatnya belanja pemerintah pada tahun depan, lanjut Dody diprediksi juga akan mendorong belanja swasta baik dari sisi investasi maupun konsumsinya. Kombinasi keduanya, ditopang konsumsi rumah tangga yang membaik, diyakini akan membawa perekonomian ke arah positif. "Jadi kami melihat sebenarnya perekonomian sudah mulai membaik tahun depan dan konsolidasi dari korporasi juga sudah berjalan," ujar Dody.

Selain itu, Dody menuturkan dampak kebijakan bank sentral yang kini bergeser mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate, akan terasa pada 2018. "Untuk kredit kami melihat masih akan tetap positif. Dampak suku bunga kita ke suku bunga kredit biasanya butuh waktu dua sampai tiga bulan, jadi otomatis proyeksi kami itu akan terjadi di 2018, termasuk kredit juga akan lebih ekspansif," kata Dody.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat rapat kerja Komisi XI DPR beberapa waktu lalu memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 mencapai 5,26 persen, lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam RAPBN 2018 5,4 persen. Untuk tahun ini sendiri, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi masih bisa berada di kisaran 5,1-5,2 persen kendati pada semester pertama pertumbuhan ekonomi baru mencapai 5,01 persen.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Untuk menggapai target tersebut membutuhkan kerja keras, di antaranya menarik investasi sebesar Rp 799 triliun dan penyaluran kredit harus mencapai Rp 483 triliun. "Target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen di 2018 bisa dipandang optimistis. Tapi memang target ini butuh extra effort, banyak yang harus dilakukan pemerintah dan pihak swasta, serta lainnya supaya situasi makin kondusif," jelas dia.

Kunci mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada tahun depan, diakui Sri Mulyani, pertumbuhan konsumsi rumah tangga harus di atas 5 persen, yakni targetnya 5,1 persen. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi diharapkan tumbuh 6,3 persen. “Dibanding outlook sampai akhir tahun ini 5,17 persen, target 5,4 persen di 2018 kenaikannya memang signifikan. Tantangannya menggerakkan investasi yang berasal dari pemerintah, BUMN, pasar modal, perbankan, penanaman modal dari dalam maupun luar negeri, serta korporasi," dia menjelaskan.

Selain konsumsi dan PMTB, Sri Mulyani menuturkan ada beberapa syarat utama untuk bisa mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen. Pertama, pertumbuhan kredit. Penyaluran kredit di tahun depan perlu mencapai Rp 483 triliun atau naik dibanding tahun ini yang diperkirakan Rp 370 triliun demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen.

 

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…