Investasi Migas Diprediksi Beralih ke Hilir

 

 

NERACA

Jakarta -  BP Global, perusahaan minyak dan gas bumi internasional, memproyeksikan bahwa investasi migas di Indonesia akan beralih kepada industri hilir dan "middle stream" dalam periode 20 tahun ke depan. "Indonesia memang memiliki sumber daya alam serta sumber energi yang menarik, namun negara lain juga memiliki hal yang serupa. Dan saya justru ada hal yang berbeda," kata Konsultan Ekonomi dari BP Global Spencer Dale ketika berdiskusi di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/9).

Spencer menjelaskan jika Indonesia justru memiliki potensi hilir yang lebih menarik daripada lainnya. Masyarakat Indonesia yang besar serta pertumbuhan ekonomi yang baik, diperkirakan menjadi potensi bagus bagi industri hilir sektor energi. Ia mengatakan dalam lima tahun ke depan tidak ada perubahan besar di sektor pertumbuhan ekonomi, namun 15 hingga 20 tahun selanjutya bisa diprediksi kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat.

Dengan asumsi tersebut maka masyarakat akan dapat membutuhkan energi secara konsisten. Secara statistik dari data BP Global, pada tahun 2016 konsumsi batu bara Indonesia meningkat 22,2 persen pada tahun 2016 - mencapai tingkat historis yang tinggi. Kemudian, konsumsi energi primer Indonesia (tumbuh 5,9 persen) pada tingkat tercepat dalam 5 tahun terakhir, pada 2016. Sehingga peluang energi dikonsumsi masyarakat lebih besar.

Secara pangsa pasar batu bara di perusahaan minyak di Indoneaia meningkat menjadi 36 persen, yang tertinggi yang pernah ada.Sedangkan, BP melihat potensi tersebut berdasarkan capaian pada tahun-tahun sebelumnya, konsumsi energi Indonesia sebesar 5,9 persen pada 2016, meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Minyak remined bahan bakar dominan di Indonesia (41 persen konsumsi energi primer) pada 2016, diikuti oleh batu bara (36 persen) dan gas alam (19 persen).

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan sejumlah alasan di balik lesunya investasi sektor hulu minyak dan gas (migas) di semester I 2017. Data SKK Migas sebelumnya mencatat realisasi target investasi di sektor hulu migas hanya mencapai 29 persen dari target.

Dengan demikian, investasi yang diraup baru sebesar 3,98 miliar dolar AS dari target sebesar 13,8 miliar dolar AS tahun ini. Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan terdapat sejumlah hal yang menghambat laju investasi sektor hulu migas. Menurut dia, masih ada investasi yang tertunda atau belum terealisasi saat ini. Kemudian, juga karena murahnya harga minyak dunia dan adanya imbas regulasi.

"Keinginan investasi tergantung aspek ekonomi, misal harga minyak yang masih melemah terutama di eksplorasi. Kalau masih ragu dan cadangan tidak ditemukan maka eksplorasi dan pengembangan tertunda," kata Amien. Untuk masalah regulasi, sejatinya pemerintah telah mengeluarkan regulasi baru menggantikan peraturan yang lama.

Namun, regulasi yang baru masih berumur "seumur jagung" sehingga butuh waktu agar aturan itu bisa membawa angin segar bagi investasi di sektor migas. Kata Amien, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha HuIu Minyak dan Gas Bumi itu pun kini sudah diubah.

Revisi tersebut tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2017. "Mudah-mudahan dengan revisi PP 79 yang sudah keluar menjadi PP 27 Tahun 2017 yang baru dua hari ini bisa mendorong investasi hulu migas," ujar Amien.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…