Produktivitas jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

 

 

NERACA

Jakarta - Dirjen Binalattas menegaskan bahwa produktivitas dan daya saing adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi nasional sehingga secara khusus peningkatan produktivitas tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ketiga (RPJMN) 2015-2019.

"Tanpa daya saing, Indonesia hanya akan menjadi konsumen atau pasar dari berbagai barang dan jasa negara lain yang lebih kompetitif dari sisi mutu dan harga," ujar Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker Bambang Satrio Lelono dalam seminar Gerakan Rakyat untuk Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing di Pasar Internasional di Jakarta, Kamis (14/9).

Kemnaker menyelenggarakan seminar yang menghadirkan para pemangku kepentingan untuk mengumpulkan masukan dan rekomendasi bagi peningkatan produktivitas dan daya saing nasional. "Melalui seminar ini saya berharap mendapatkan masukan-masukan dari berbagai perspektif yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak yang kemudian dapat dijadikan sebagai acuan dalam merancang perumusan 'Grand Design' peningkatan produktivitas dan daya saing yang sangat dibutuhkan," tuturnya.

Diharapkan juga dari seminar itu tersusun peta jalan peningkatan produktivitas dan daya saing secara lebih teknis dan rinci dalam setiap periodenya. Seminar itu akan membahas mengenai strategi dasar peningkatan produktivitas dan daya saing melalui perbaikan sistem manajemen dan birokrasi, inovasi teknologi dan "engineering", peningkatan kualitas SDM, pengembangan budaya produktif dan pemanasan global serta produktivitas hijau beserta fokus area dan langkah-langkah peningkatan produktivitas dan daya saing.

Executive Director Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rahardjo Jamtomo mengaku tanpa daya saing dan produktivitas maka akan sulit bagi perekonomian Indonesia untuk bersaing dengan negara lain. "Kita menyadari bahwa upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas tidak bisa dilakukan hanya oleh satu departemen tapi harus juga didukung swasta, akademisi, LSM dan lainnya," ujarnya.

Dukungan itu dapat dilakukan dengan menciptakan kesadaran mengenai pentingnya peningkatan produktivitas dan daya saing, kemudian menciptakan model untuk peningkatan tersebut yang disertai oleh pelatihan, konsultasi dan pembinaan. "Ketiga adalah membentuk jejaring antara lembaga-lembaga masyarakat maupun akademisi yang memiliki kekhawatiran sama. Itu tujuan Kadin menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk koordinasi dan mobilisasi gerakan bersama," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…