Buntut Kasus Bayi Debora - Investor Ramai-Ramai Lepas Saham MIKA

NERACA

Jakarta - Viralnya kasus kematian bayi Debora lantaran tidak mendapat penanganan yang cepat dari pihak rumah sakit Mitra Keluarga Kalideres, rupanya direspon negatif pelaku pasar dengan banyak melakukan aksi jual. Alhasil, harga saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) anjlok. Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 11.27 WIB, saham MIKA anjlok 4,74% menjadi Rp 2.010. Bahkan pada transaksi sebelumnya, saham MIKA sempat terjungkal hingga 7,5% ke posisi 2.080.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, tiga broker yang paling besar menjual saham ini antara lain: CLSA Indonesia senilai Rp 1,251 miliar, Morgan Stanley Indonesia senilai Rp 1,181 miliar, dan Mandiri Sekuritas senilai Rp 1,168 miliar. Menurut analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kasus bayi Debora memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Akan tetapi, dirinya tak bisa menyebutkan sampai kapan kasus tersebut akan mempengaruhi pergerakan saham MIKA.”Kurang lebih ada imbasnya. Kalau berapa lamanya tergantung dari persepsi pelaku pasar,”ujarnya di Jakarta, Senin (11/9).

Reza mengatakan, kemungkinan penurunan harga saham MIKA bisa diredam apabila perseroan memberikan penjelasan kepada masyarakat. "Kalau dari MIKA sendiri ada sanggahan, bantahan, rilis, atau mungkin langsung menyatakan bertanggung jawab, mungkin bisa segera diatasi," ucapnya.

Sebagai informasi, saat ini perseroan tengah dirundung masalah terkait dengan kasus meninggalnya bayi Debora di RS Mitra Keluarga Kalideres. Bayi yang bernama lengkap Tiara Debora yang menderita sesak napas ketika orang tuanya membawa ke rumah sakit. Saat sampai di RS Mitra Keluarga Kalideres, bayu Debora sempat mendapatkan pertolongan pertama dari dokter jaga. Setelah itu, dokter menyatakan jika bayi Debora harus masuk ke pediatric intensive care unit (PICU). Namun, orang tua bayi Debora kekurangan biaya untuk memasukan anaknya ke ruang PICU karena RS Mitra Keluarga Kalideres tidak melayani pasien BPJS.

Manajemen RS Mitra Keluarga menyatakan jika pihaknya saat itu membantu keluarga bayi Debora mencari RS yang menerima pasien BPJS. Sayangnya, kondisi bayi debora memburuk dan akhirnya menghembuskan napas terakhir ketika pihak RS dan orang tua bayi Debora sedang mencari RS yang bisa menampung pasien BPJS. Kasus ini pun mendapat perhatian dari masyarakat. Banyak pihak kecewa dengan perlakuan RS Mitra Keluarga Kalideres yang tidak memberikan pelayanan yang maksimal tehadap pasien.

Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun akan memanggil manajemen Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres terkait meninggalnya bayi Debora. Dinkes akan meminta keterangan paramedis yang menangani Debora. Pemanggilan rencananya dilakukan awal pekan ini. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Weningtyas dalam keterangannya menjelaskan, berdasarkan cerita orangtua Debora yang beredar di media sosial, serta dari keterangan pers yang dikeluarkan pihak rumah sakit, Debora meninggal tanpa sempat mendapat pertolongan maksimal di rumah sakit.

Wening menyayangkan respons RS Mitra Keluarga Kalideres terhadap pasien terkendala biaya seperti pasangan Rudianto dan Henny.

 

 

BERITA TERKAIT

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…