Banyak Pendatang Baru - Persaingan Bisnis Kabel Makin Sengit

NERACA

Jakarta – Produsen kabel, PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) memproyeksikan sampai akhir tahun ini kompetisi bisnis di industri kabel semakin ketat.”Persaingan sengit bakal dirasakan dari dalam negeri, khususnya proyek Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pengembangan infrastruktur," kata Direktur PT Sumi Indo Kabel Tbk, Sulim Herman Limbono di Jakarta, Senin (11/9).

Pemain di bisnis kabel sendiri semakin bertambah. Terbaru, PT Asahan Aluminium Indonesia bersama mitra akan merambah bisnis wire rod alias kabel aluminium.”Saya kira tidak akan berpengaruh pada persaingan, malah kami akan lebih diuntungkan dengan mendapatkan suplai material yang lebih kompetitif," papar Sulim.

Dengan teknik dan strategi, lanjut Sulim, pihaknya optimistis mampu bersaing dengan perusahaan sejenis. Namun harus diakui, kondisi bisnis dan pasar Sumi Indo Kabel memang cenderung menurun selama awal tahun ini.”Hal ini dikarenakan penurunan penjualan di sektor industri pertambangan dan minyak, serta penjualan ekspor karena ketatnya persaingan harga," ujarnya.

Meski persaingan mengetat, Sumi Indo Kabel terus meningkatkan kapasitas produksi, terutama untuk power cable.”Kami juga sedang menambah mesin untuk produksi kabel otomotif. Perseroan hanya menargetkan pertumbuhan bisnis relatif minim di tahun ini," tutur Sulim.

Sebagai informasi, di paruh pertama tahun ini, kinerja IKBI melorot drastis dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain pendapatan turun, pada April-Juni tahun ini perusahaan juga gagal mencetak laba. Disebutkan, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 7,51% pada triwulan kedua 2017 menjadi US$ 32,9 juta. Padahal pada triwulan kedua 2016, perusahaan berhasil mencatatkan penjualan US$ 35,57 juta. Walaupun beban pokok penjualan turun menjadi US$ 30,88 juta, beban umum dan keuangan yang harus ditanggung IKBI pada kuartal kedua tahun ini naik cukup signifikan.

Beban penjualan perusahaan kuartal II 2017 naik menjadi US$ 1,06 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 781.224. Hal ini disebabkan melesatnya biaya transportasi, gaji, dan biaya lain-lain. Beban keuangan juga ikut melonjak menjadi US$ 886.628 dari sebelumnya US$ 708.118. Melorotnya pendapatan serta kenaikan beban penjualan dan keuangan inilah yang menyebabkan IKBI merugi pada kuartal II-2017. Pada periode ini, IKBI membukukan rugi bersih sebesar US$ 36.667, merosot drastis dari laba yang berhasil dibukukan pada kuartal II tahun lalu sebesar US$ 1,99 juta.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…