Crossing Saham LPKR - Pacific Asia Holdings Raup Rp 1,3 Triliun

NERACA

Jakarta – Pacific Asia Holdings Ltd kembali melepas kepemilikannya atas PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Transaksinya dilakukan melalui crossing saham LPKR yang terjadi akhir pekan kemarin. Berdasarkan data RTI, Jumat (8/9), total ada sekitar 1,2 miliar saham LPKR berpindah tangan melalui beberapa kali transaksi.

Crossing saham LPKR dilakukan pada level Rp 1.060 per saham. Level harga ini premium mengingat ada selisih sekitar Rp 325 dengan harga saham LPKR di pasar reguler saat ini, Rp 735 per saham. Jika ditotal, crossing saham LPKR memiliki nilai total Rp 1,3 triliun. Namun, transaksi tersebut tidak seluruhnya dilakukan oleh Pacific Asia Holding. Sempat ada nasabah atas nama Conrex Limited yang memasang posisi beli, namun tak lama berselang Conrex kembali melepas saham LPKR.

PT Inti Anugrah Propertindo kembali menjadi pihak pembeli dalam crossing saham tersebut. Crossing saham dilakukan melalui Ciptadana Sekuritas. Asal tahu saja, dalam waktu yang hampir berdekatan, ini kali kedua Pacific Asia Holding melepas kepemilikannya di LPKR. Bulan lalu, Pacific Asia Holding melepas 1,13 miliar saham atau setara sekitar 4,88% modal ditempatkan dan disetor penuh LPKR.

Dalam transaksi itu, Pacific Asia Holding meraup Rp 1,2 triliun. Setelah transaksi ini, kepemilikan langsung Pacific Asia Holding atas LPKR habis. Sementara, transaksi yang terjadi kemarin dilakukan atas 600 juta saham LPKR yang dimiliki Pacific Asia Holding melalui Bank Julius Baer and Co Ltd. Sebagai informasi, tahun ini PT Lippo Karawaci Tbk optimistis pendapatan tumbuh sebesar 20%, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi 2016 yang sebesar 13%. Pertumbuhan bahkan bisa lebih tinggi, jika perseroan merealisasikan penjualan mal sebagai bagian dari program asset light.

Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya pernah bilang, dengan asset light berupa penjualan satu mal di Yogyakarta, pendapatan perseroan pada 2017 diproyeksikan tumbuh sebesar 24%. Sedangkan dengan penjualan satu mal di Bali, pertumbuhan pendapatan tahun ini bisa mencapai 22%.

Lebih lanjut Ketut menjelaskan, program asset light tergolong bisnis yang sustainable. Saat ini, diklaimnya belum ada perusahaan properti lain yang melakukan hal serupa, hanya Lippo Karawaci.”Kalau perusahaan lain kan tidak dijual, sehingga neraca menjadi gemuk, karena asetnya dikumpulin terus. Biasanya, kalau tidak nambah modal, utangnya yang nambah. Itu yang kami ingin hindari,” tutur dia.

Selain asset light, Lippo Karawaci menyiapkan sejumlah terobosan yang tak kalah penting untuk meningkatkan kinerja tahun ini. Salah satunya adalah mengembangkan produk properti middle-low, dengan brand Urban Homes. Perseroan meluncurkan 5.000-10.000 unit Urban Homes per tahun untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Harga per unit di bawah Rp 500 juta. “Produk-produk ini memiliki daya tahan terhadap siklus penurunan pasar properti. Pembelinya tetap ada, mengingat backlog (kekurangan pasokan rumah) yang disebut pemerintah ada sekitar 11 juta,” ujar Ketut.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…