Pefindo Pangkas Peringkat TAXI Jadi BB+

NERACA

Jakarta -  Melorotnya performance kinerja keuangan PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) membawa pengaruh rating perseroan. Dimana PT Pefindo telah menurunkan peringkat obligasi I Tahun 2014 PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) senilai Rp1 triliun dari 'BBB' menjadi 'BB+'.

Peringkat baru ini untuk periode 30 Agustus 2017 sampai dengan 1 Maret 2018. Peringkat diberikan berdasarkan data dari perusahaan dan laporan keuangan tidak audit per 30 Juni 2017 dan laporan keuangan audit per 31 Desember 2016.”Efek utang dengan peringkat 'BB' mengindikasikan parameter proteksi yang sedikit lemah relatif dibandingkan efek utang Indonesia lainnya," kata Direktur Pefindo, Vonny Widjaja dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dia melanjutkan, kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut sangat terpengaruh oleh memburuknya perkembangan perekonomian bisnis, dan keuangan yang akan dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan atas efek utang.

Pada paruh pertama tahun ini, TAXI mencatat penurunan pendapatan sebesar 57,56% menjadi Rp158,72 miliar dibandingkan pendapatan Rp374,06 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat rugi tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat dari Rp42,89 miliar, menjadi Rp133,11 miliar. Sementara jumlah aset perseroan hingga 30 Juni 2017 turun menjadi Rp2,43 triliun dari jumlah aset hingga 31 Desember 2016 yang mencapai Rp2,55 triliun.

Di paruh pertama 2017, TAXI mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 57,56% menjadi Rp158,72 miliar dibandingkan pendapatan Rp374,06 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Disebutkan, beban langsung turun jadi Rp238,47 miliar dari beban langsung Rp307,96 miliar tahun sebelumnya dan rugi kotor diderita Rp79,74 miliar usai meraih laba kotor Rp66,09 miliar tahun sebelumnya. Kemudian rugi usaha diderita Rp105,83 miliar dari laba usaha Rp36,09 miliar tahun sebelumnya. Beban lain-lain bersih diderita Rp86,78 miliar turun dari beban lain-lain bersih Rp101,04 miliar.

Rugi sebelum pajak naik menjadi Rp192,61 miliar dibandingkan rugi sebelum pajak Rp64,95 miliar tahun sebelumnya. Beban pajak naik jadi Rp59,30 miliar dari Rp22,01 miliar dan rugi tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp133,11 miliar naik dari rugi Rp42,89 miliar tahun sebelumnya. Sementara jumlah aset perseroan hingga 30 Juni 2017 turun menjadi Rp2,43 triliun dari jumlah aset hingga 31 Desember 2016 yang mencapai Rp2,55 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…