Bisakah Indonesia Masuk Peringkat Ke-5 Dunia?

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pengamat ekonomi Aviliani menilai Indonesia bisa mencapai peringkat kelima negara dengan perekonomian terbesar di dunia, sebagaimana yang diprediksikan lembaga penyedia jasa auditor PricewaterhouseCoopers (PwC), apabila fokus membangun sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. "Nomor lima di dunia itu sebenarnya kan kita harus melakukan sesuatu. Yang mungkin dilakukan adalah kita harus fokus. Saya lihat sekarang ini kita banyak sektor yang mau dicapai, fokus saja pada sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang ada," ujar Aviliani di Jakarta, Kamis (7/9).

Dia mencontohkan sektor pertanian yang di dalamnya terdapat 40 juta tenaga kerja. Selain itu, pemerintah juga bisa fokus mengembangkan sektor pariwisata, jasa, dan juga sektor-sektor yang berkaitan dengan infrastruktur. "Fokus kepada empat itu saja. Karena kalau terlalu banyak sektor, yang diprediksikan di 2030 itu bisa tidak tercapai," kata Aviliani.

Aviliani menambahkan, selain dari konsumsi dan belanja pemerintah, kontribusi investasi harus terus ditingkatkan, terutama dalam menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga perekonomian terus bergerak. "Karena alau tidak menyerap tenaga kerja, tentu saja kita tidak akan mencapai pendapatan per kapita seperti itu di 2030. Otomatis kita malah jadi negara yang kena 'middle income trap'," ujar Aviliani.

Berdasarkan riset IMF, posisi perekonomian Indonesia pada 2016 berada di peringkat delapan dengan total produk domestik bruto (PDB) mencapai US$3.028 miliar. PwC memperkirakan Indonesia akan berada di peringkat lima di 2030 dengan estimasi nilai PDB US$5.424 miliar. Sementara di 2050, Indonesia diprediksi akan naik ke peringkat empat dengan estimasi nilai PDB US$10.502 miliar. Perhitungan tersebut berdasarkan nilai PDB dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP).

Bagi CEO MarkPlus Hermawan Kartajaya, ASEAN saat ini bisa dijadikan poros kekuatan ekonomi baru yang patut diperhitungkan. Pasalnya, ASEAN mewakili 6,2 persen Gross Domestic Product (GDP) dunia pada 2016 atau hampir dua kali lipat bila dibanding 1967 yang hanya mencapai 3,2 persen GDP dunia. “ASEAN merupakan kontinen yang terus tumbuh dan berkembang serta patut diperhitungkan sebagai poros kekuatan ekonomi baru. ASEAN mewakili 6,2 persen GDP dunia pada 2016," kata Hermawan. 

Hermawan menjelaskan, GDP hasil penggabungan negara-negara ASEAN telah menempati peringkat enam terbesar dunia dan peringkat tiga di Asia dengan nilai total USD2,55 triliun atau empat kali lebih besar bila dibanding 1999 sejak dimulainya ekonomi tunggal. Selain itu, ASEAN merupakan negara-negara yang terbebas dari konflik dan isu peperangan. Hal itu, memungkinkan partner kerjasama ASEAN Plus Three menjadikan ASEAN sebagai mitra kerja sama yang dapat diandalkan. "Jepang, Tiongkok dan Korea Selatan melihat ASEAN sebagai negara yang potensial," ujarnya.

Tantangan di SDM

Sementara itu, Menko PMK Puan Maharani mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara perekonomian yang kuat. Puan mengatakan, sebagaimana diprediksi oleh lembaga-lembaga terpercaya internasional yang menyebut bahwa pada 2035-2045, Indonesia berpeluang menjadi salah satu kekuatan dari lima besar ekonomi dunia. Namun, lanjut Puan, untuk mewujudkan potensi tersebut tidaklah mudah.

"Indonesia juga masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kualitas sumber daya manusia yang rendah dan sejumlah masalah lain yang dapat merenggut dan mengancam masa depan generasi muda," kata Puan. Oleh karena itu, Puan mengimbau agar para mahasiswa dapat cepat memahami berbagai tantangan dan peluang yang ada. Puan mengingatkan, mahasiswa merupakan generasi muda calon pemimpin bangsa. "Persaingan dalam era globalisasi akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya dalam mengelola potensi bangsa dan negaranya untuk dapat bersaing," kata Puan.

Dalam ceramahnya Puan juga menjelaskan perihal koordinasi antarkementerian di bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dia mengatakan, ada tiga agenda strategis untuk mengembangkan potensi rakyat Indonesia, yakni menjamin pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan kapabilitas manusia Indonesia, serta membangun karakter bangsa.

 

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…