Tambah Mesin Baru - Trisula Targetkan Pendapatan Rp 420 Miliar

NERACA

Jakarta -  Keyakinan industri tekstil dalam negeri masih tumbuh positif, menjadi landasan bagi PT Trisula Textile Industries Tbk untuk mematok target bisnis lebih agresif lagi. Namun demikian, perseroan tahun ini tidak terlalu besar mematok target pendapatan atau sebesar Rp 420 miliar. Hal ini mempertimbangkan kondisi ekonomi yang masih mengalami perlambatan.

R Nurwulan Kusumawati, Direktur Administrasi Trisula mengatakan, perseroan optimis target pendapatan tahun ini sebesar Rp 420 miliar bisa tercapai. Dimana angka ini tumbuh dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 416,16 miliar. Artinya, pendapatan tahun ini ditargetkan hanya naik 0,92%.”Untuk laba bersih sekitar Rp 10 miliar sampai Rp 15 miliar tahun 2017,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Akhir 2016, penjualan lokal Trisula mencapai Rp 381,52 miliar, sedangkan penjualan ekspor sebesar Rp 34,64 miliar, sehingga total penjualan mencapai Rp 416,16 miliar.  Pendapatan  paling besar dari bisnis polyester yaitu Rp 255,07 miliar. Sisanya dari bisnis uniform sebesar Rp 130,62 miliar dan pendapatan dari poly/rayon sebesar Rp 30,47 miliar. "Pertumbuhan sampai lima tahun ke depan antara 5%-7%," imbuh Nurwulan.

Direktur Utama PT Lotus Andalan Sekuritas, Wientoro Prasetyo menyatakan, saat ini, PER Trisula sekitar 9,8x hingga 10,5x. Sedangkan PBV Trisula di atas 1%. Per 31 Maret 2017, Trisula mencatatkan ekuitas sebesar Rp 190,92 miliar dan total liabilitas sebesar Rp 223,09 miliar. Selain itu, jumlah aset yang dimiliki sebesar Rp 414,02 miliar. Hingga kuartal pertama 2017, Trisula membukukan pendapatan Rp 111,34 miliar.

Perseroan bakal melepas sebanyak-banyaknya 20,69% saham perusahaan lewat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Rencananya, perusahaan ini akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 September 2017. Perusahaan yang memiliki pabrik di Cimahi, Bandung, Jawa Barat ini mematok 70% dana IPO untuk membeli mesin-mesin baru guna mendukung proses produksi. Sementara sisa dana IPO sebesar 30% akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung operasional perusahaan.

Disebutkan, 20,69% saham modal disetor dan ditempatkan tersebut setara dengan 300 juta saham. Nilai nominalnya yakni Rp 100. Sementara kisaran harga penawaran antara Rp 140 - Rp 150 per lembar saham. Menurut Wientoro, dengan kisaran harga penawaran tersebut, artinya Trisula membidik dana IPO antara Rp 42 miliar hingga Rp 45 miliar. Adapun masa penawaran awal atau bookbuilding dimulai pada 5-7 September 2017. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan diharapkan bisa didapat pada 15 September 2017. Sedangkan masa penawaran ditargetkan pada 19-22 September 2017.

Perseroan mengungkapkan, dana yang dihimpun lewat IPO untuk penambahan mesin itu penting untuk dilakukan perseroan, lantaran dalam proses produksi terdapat bottle neck sehingga memerlukan mesin tambahan untuk memaksimalkan produksi. “Prospek bisnis sektor tekstil sangat menjanjikan. Dengan jumlah perusahaan yang begitu banyak di Indonesia, ini menjadi captive market bagi perusahaan," ujar Karsongno Wongso Djaja, Direktur Utama PT Trisula Textile Industries Tbk.

Dia menambahkan, saat ini banyak perusahaan besar di Indonesia yang memerlukan seragam. Diantaranya perusahaan swasta, instansi pemerintah, perbankan, maskapai penerbangan, maupun perusahaan milik negara. “Kami melihat, peluang dari permintaan seragam itu besar. Namun, kemampuan pabrik untuk memenuhi permintaan itu terbatas," imbuhnya.

Mengacu data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) pertumbuhan industri tekstil di Indonesia diprediksi membaik. Dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 7,9%. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan industri pengekspor terbesar kedua dengan konstribusi sebesar 10,8% atas total ekspor selama tahun 2016. Upah tenaga kerja industri TPT Indonesia juga relatif kompetitif dibandingkan dengan negara-negara di Kawasan ASEAN dengan rata-rata sebesar US$ 175 per bulan atau sekitar Rp 2,3 juta per bulan.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…