Pemerintah Pertimbangkan Pembatasan Kendaraan Berat di Tol

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pemerintah mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan terhadap kendaraan berat pada jam-jam tertentu guna mengurangi kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. "Hasil kajian terakhir perkembangan ganjil genap di Tol Cikampek kecenderungannya tidak akan diberlakukan. Penggantinya pembatasan kendaraan berat, lalu menambahkan kendaraan bus-bus dengan dikawal secara khusus," kata Menteri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantor Wapres di Jakarta, Rabu (6/9).

Budi Karya Sumadi menjelaskan, kebijakan tersebut untuk menggantikan rencana penerapan ganjil genap di tol Cikampek yang sebelumnya diusulkan. Menurut dia, pembatasan akan dilakukan pada pukul 06.00-09.00 pagi dan 16.00-21.00. Lebih lanjut dia mengatakan, kajian tersebut sudah selesai dilakukan dan kebijakan baru akan efektif pada satu hingga dua pekan ke depan.

Budi mengatakan keberhasilan untuk mengurangi kemacetan di jalur Jakarta-Cikampek tergantung pada pola pikir masyarakat soal keselamatan. "Kalau banyak masyarakat yang mau safe think, berhasil itu jadi ada hal yang kualitatif ada di sana kalau kita sediakan itu masyarakat nggak safe think, nggak sukses, makanya kalau nanti mereka banyak masyarakatnya nanti kita tambah lagi busnya, baik dari arah sana maupun arah sini," jelasnya.

Dia menambahkan, kajian soal sistem ganjil-genap ini telah berakhir. Pembatasan truk berat dan penambahan bus akan mulai dijalankan pada 1 hingga 2 minggu ke depan. Pembatasan kendaraan berat di jalan bebas hambatan itu menurut dia akan berdampak mengurangi kemacetan. Sementara dampak terhadap distribusi logistik menurut dia tidak akan begitu dirasakan karena pembatasan hanya dilakukan tiga jam selebihnya bisa dilakukan seperti biasa dan pada malam hari.

Sebelumnya wacana ganjil genap digulirkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berdasarkan hasil survei kepadatan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek, khususnya lintasan Cikunir hingga Bekasi Barat. Kepadatan terjadi sebagai dampak dari pengerjaan fisik infrastruktur tol berupa jalan layang Tol Jakarta-Cikampek, Light Rapid Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bergulir secara bersamaan pada 2017.

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…