Lewat Diversifikasi Bisnis - Kimia Farma Masih Torehkan Kinerja Positif

NERACA

Jakarta – Bisnis emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) masih akan terasa manis seiring dengan ekspansi bisnis dan diversifikasi usaha yang dilakukan perseroan. Menurut analis UOB Kay Hian Sekuritas, Andre Suntono, kinerja KAEF yang berhasil menorehkan hasil positif pada semester I-2017 diproyeksi mampu berlanjut hingga akhir tahun ini.

Hingga semester pertama tahun ini, KAEF berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 5,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,64 triliun. "Sebanyak 52% peningkatan ini ditopang lewat penjualan obat resep yang meningkat 9,9% yoy menjadi Rp 1,36 triliun," kata Andre Suntono dalam risetnya di Jakarta, kemarin.

Prospek kinerja cemerlang ini, selain didukung peningkatan pendapatan, juga didukung pengoperasian pabrik garam fase pertama di Watudakon, Jawa Timur. Pabrik berkapasitas 2.000 ton per tahun ini bisa memenuhi kebutuhan garam farmasi perusahaan. Pembentukan perusahaan kongsi dengan perusahaan farmasi asal Arab Saudi Dwaa Medical Co Ltd pada Juli 2017 pun bisa menjadi pendorong bagi kinerja KAEF. "Pembentukan perusahaan joint venture (JV) ini membantu KAEF untuk masuk ke pasar farmasi di Timur Tengah," papar Andre.

Perusahaan juga telah mengoperasikan hotel di kawasan Dago, Bandung bernama Hotel Moxy. Hotel yang didirikan di atas aset lahan milik perusahaan ini nantinya bisa mendatangkan pendapatan tambahan bagi perusahaan hingga 20-25 tahun ke depan. Berbagai upaya ekspansi dan diversifikasi ini membuat Andre memproyeksikan pendapatan KAEF pada akhir tahun ini bisa mencapai Rp 7 triliun.

Dirinya memperkirakan pertumbuhan laba bersih bisa mencapai 5% hingga 7% di akhir tahun ini. PT Kimia Farma Tbk melebarkan sayap bisnis. Selain itu, perseroan juga akan mengoperasikan pabrik baru untuk pembuatan bahan baku obat di 2018. Bersama perusahaan farmasi asal Korea Selatan Sungwun Pharmacopia Co Ltd, KAEF telah mendirikan perusahan kongsi alias joint venture (JV) bernama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP). Perusahaan ini nantinya akan mengoperasikan pabrik pembuat bahan baku obat di Cikarang, Jawa Barat.

Menurut GM Corporate Secretary KAEF Eddy Murianto, saat ini, pembangunan fisik pabrik bahan baku obat tersebut telah 100%. "Saat ini mesin tahap I sudah tiba di Tanjung Priok dan sedang dalam proses custom clearance oleh Bea Cukai," ujar Eddy.

Pabrik berkapasitas 15-30 ton per tahun ini rencananya akan mulai dioperasikan pada semester I 2018. Menurut Eddy, pabrik ini bisa membantu perusahaan untuk mengurangi impor bahan baku obat. "Perusahaan ingin mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku obat," kata Eddy.

Pabrik ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif ke keuntungan perusahaan. Sayang, Eddy enggan menyebutkan seberapa besar dampak pembangunan pabrik ini ke bottom line perusahaan.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…