Menganyam Bambu, Merangkai Keuntungan

Melimpahnya pohon bambu membuka peluang usaha baru. Bukan sekadar bahan bangunan rumah, bambu menawarkan aneka kerajinan cantik bernilai ekonomi.

Neraca. Seiring maraknya isu global warming dilingkungan masyarakat dunia, banyak orang yang tertarik menggunakan produk ramah lingkungan, dan salah satunya adalah bambu. Awalnya kerajinan bambu hanya diminati masyarakat di daerah pelosok, namun paradigma itu telah berubah.

Kerajinan dengan bahan bambu menjelma dalam aneka peralatan rumah tangga, mulai alat makan, tambir, tempat tisu, tempat buah, lampu hias, pigura, serta beberapa hiasan ruangan lainnya. Permintaan pangsa pasar dari kerajinan bambu pun kian melonjak, tak aneh bila atmosfir kehebatan bambu kini merambah dibanyak kota besar, bahkan menembus pasar mancanegara.

Bila Anda mengunjungi beberapa hotel megah, café, restoran, dan hunian tempat tinggal dibeberapa kota, kerajinan bambu sudah begitu akrab kita jumpai, baik dalam bentuk furnitur maupun sejumlah peralatan, seperti irik, kursi, tempat tisu, cething (tempat nasi), kotak serbaguna, nampan, besek, krakat dimsum, piring bulat, tudung saji, dan besek lainnya, semua dipastikan akan mempercantik penampilan tempat usahanya.

Menekuni bisnis berbahan dasar bambu, terbilang mudah. Selain bahan baku yang mudah dibudidayakan, keterampilan mengolah bambu menjadi barang bernilai ekonomis tinggi pun sudah menjadi rahasia umum ditengah masyarakat. Apalagi bambu cukup murah dibanding bahan baku kerajinan lainnya seperti kayu, kaca, plastik, atau besi.

Semisal untuk satu batang bambu dengan panjang sekitar 4 m yang dibeli dengan harga Rp 7.500 dapat diproduksi lebih kurang 30 tambir. Pembuatan 30 tambir tersebut dapat diselesaikan selama dua hari oleh dua orang pekerja. Jika harga jual satu buah tambir Rp 2.700 dan biaya produksi diperkirakan Rp 1.000 per tambir, maka pendapatan perajin per tambir sebesar Rp 1.700. Dengan demikian, dalam waktu satu bulan perajin bambu bisa memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut sebesar Rp 765.000. Bila home industry ini mempekerjakan lebih dari 2 orang tenaga kerja, dapat diperkirakan bahwa usaha ini mampu menghidupi seluruh anggota keluarga.

Hasil kerajinan bambu yang cukup dikenal adalah kerajinan asal Lombok. Produk Lombok handicraft berupa boks misalnya, untuk ukuran besar dengan panjang sisi 25 senti meter Rp 35 ribu, ukuran sedang dengan ukuran panjang sisi 20 senti meter Rp 30 ribu dan untuk ukuran kecil Rp 20 ribu. Omset pun dapat didulang hingga jutaan rupiah setiap bulannya. Sebagai ilustrasi, bila satu batang bambu seharga Rp 10.000, maka dalam setiap batangnya dapat dihasilkan sebanyak 20 hingga 25 unit kerajinan dari bambu.

Kerajinan bambu tentu saja peluang bisnis yang menguntungkan. Walau bisnis kerajinan bambu tidak berkembang pesat, namun kerajinan bambu terbilang konstan mengikuti tren dari tahun ke tahun. Namun bila Anda bersungguh menggeluti bisnis ini, bukan mustahil pula prospek kedepan akan lebih baik, terlebih bisnis membuat kerajinan bambu ini adalah bisnis yang ramah lingkungan.

Ada beberapa langkah yang harus dijalankan agar bisnis mengalami peningkatan laba dan variasi serta dapat menghadapi persaingan. Sebagai strategi pemasaran yang dijalankan adalah pemasaran melalui internet dengan system e-commerce juga jejaring sosial. Pembuatan website atau blog akan memudahkan dunia luar dapat membeli atau mempelajari mengenai dunia kerajinan bambu. Keberadaan internet membuat batas geografis nyaris tidak berarti.

Era internet memunculkan perusahaan yang menamakan dirinya perusahaan E-Business. Dengan pemasaran via internet, yang tidak menutup kemungkinan bahwa penikmatnya adalah seluruh pengguna internet di seluruh dunia. Maka kita tidak boleh membuat kerajinan bambu secara monotone, jadi harus menciptakan kreatifitas yang lebih. Entrepreneur merupakan orang yang menanggapi setiap perubahan lingkungan kreatif dan inovatif.

Di balik timbulnya kesulitan atau ancaman, terdapat pula peluang yang menjanjikan. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menyajikan gagasan atau ide baru, sedangkan inovasi merupakan aplikasi dari gagasan atau ide tersebut.

Peluang lain yang dapat diambil adalah diferensiasi produk. Diferensiasi produk dapat berasal dari berbagai faktor, antara lain kualitas produk, dan desain produk yang istimewa. Dengan demikian, kerajinan bambu adalah sebuah home industry business yang memanfaatkan sumber daya alam dan merupakan bisnis yang ramah lingkungan, terbukti dari limbah yang dihasilkan tidak memberikan dampak apa pun.

Dengan letek geografis yang menghambat pemasaran kerajinan bambu saat ini, maka dengan adanya jaringan internet akan mempermudah pemasaran kerajinan bambu secara online yang menjadikan batas-batas geografis menjadi tidak berarti. Pemasaran secara manual harus ditinggalkan, dan melakukan pemasaran dengan memanfaatkan via internet adalah batu loncatan untuk mengembagkan peluang bisnis kerajinan bambu. Namun selain itu, harus kita perhatikan pula mengenai diverensiasi dan kreatifitas produk agar dapat meningkatkan laba, pemasaran, serta meningkatkan daya saing.

BERITA TERKAIT

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…