NERACA
Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan kenaikan tambahan kontrak baru (order book) hingga 30,44% di akhir tahun 2017 ini. Dimana target tersebut didominasi oleh proyek pembangunan gedung. Informasi tersebut disampaikan perseroan di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, emiten konstruksi pelat merah ini menargetkan tambahan kontrak baru sebesar Rp 21,4 triliun. Dengan nilai kontrak bawaan 2016 sebesar Rp 14,6 triliun, artinya ADHI menargetkan total kontrak di tahun ini sebesar Rp 36,06 triliun atau naik 37,61%. ADHI menargetkan, sebanyak 39,26% dari total nilai kontrak baru berasal dari proyek gedung. Porsi terbesar kedua ditargetkan datang dari proyek infrastruktur lainnya sebesar 16,12%, disusul oleh proyek air 11,7%, proyek properti 11,55%, dan proyek energi sebesar 11,44%. Sementara ADHI menargetkan porsi paling kecil dari proyek pembangunan jalan yaitu hanya sebesar 9,93% dari total target kontrak baru di tahun ini.
Adapun hingga Juli 2017 lalu, ADHI meraih perolehan kontrak hingga Rp 26,8 triliun. Sekitar 92,6% dari perolehan kontrak tersebut berasal dari lini bisnis kontruksi dan energi. Sementara sebanyak 82,5% sumber dananya berasal dari APBN dan APBD. Kontrak tersebut didominasi oleh pengerjaan proyek jalan, jembatan, dan LRT yang dikerjakan oleh ADHI.
Penambahan order book tersebut diharapkan bisa ikut meningkatkan pendapatan perusahaan di tahun 2017 ini. ADHI memproyeksikan pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 14,4 triliun di tahun ini. Angka ini meningkat 24,1% dibanding total pendapatan di tahun lalu sebesar Rp 11,6 triliun. Hal tersebut juga diharapkan dapat berdampak positif ke bottom line perusahaan. ADHI menargetkan laba bersih sebesar Rp 505,6 miliar. Angka ini naik 61,27% dibanding pencapaian laba perusahaan di 2016 sebesar Rp 313,5 miliar.
Di paruh pertama 2017 atau hingga priode 30 Juni, perseroan membukukan kenaikan tajam laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 136,4% menjadi Rp131,31 miliar atau Rp36,88 per saham dari laba bersih Rp55,53 miliar atau Rp15,6 per saham di periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada pendapatan usaha menjadi Rp5,18 triliun dari pendapatan usaha Rp3,13 triliun dan beban pokok tercatat naik menjadi Rp4,58 triliun dari Rp2,86 triliun.
Kemudian laba kotor diraih Rp598,33 miliar dari laba kotor Rp267,85 miliar dan beban usaha tercatat Rp236,97 miliar meningkat dari beban usaha Rp177,64 miliar membuat laba usaha menjadi Rp428,65 miliar naik dari laba usaha Rp102,72 miliar tahun sebelumnya.
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…
NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…