Beban Penjualan Membengkak - Laba Bersih Bekasi Fajar Tergerus 19,36%

NERACA

Jakarta - Meski berhasil meningkatkan pendapatan di semester pertama 2017 ini, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) belum bisa mencatat pertumbuhan laba positif di periode ini. Besarnya beban pokok pendapatan dan beban penjualan membuat laba perusahaan turun di semester pertama lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (23/8).

Perseroan berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 16,59% year-on-year (yoy) menjadi Rp 425,01 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, perusahaan hanya berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 364,54 miliar. Sayangnya, beban penjualan yang melonjak membuat laba perusahaan harus tertekan di semester satu lalu. Di enam bulan pertama 2017 ini, perusahaan harus menanggung beban penjualan sebesar Rp 5,3 miliar. Angka ini melonjak dari beban penjualan di semester pertama tahun lalu sebesar Rp 486,22 juta.

Dijelaskan, lonjakan ini disebabkan oleh besarnya beban komisi yang harus ditanggung oleh BEST. Di semester pertama lalu, perusahaan harus membayarkan komisi hingga Rp 4,74 miliar. Hal ini membuat akun beban penjualan perusahaan pun membengkak. Melonjaknya beban penjualan tersebut membuat BEST tak mampu mencatat pertumbuhan laba positif di semester pertama lalu. Di periode ini, laba BEST turun 19,36% menjadi Rp 172,97 miliar di paruh pertama tahun ini. Padahal di periode yang sama tahun lalu perusahaan berhasil meraih laba sebesar Rp 213,67 miliar.

Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp800 miliar, dimana sekitar 80% atau setara Rp640 miliar untuk akuisisi tanah dan infrastruktur. Adapun sisanya antara lain akan dimanfaatkan guna pembangunan proyek perkantoran dan pembangunan hotel serta kebutuhan lainnya.”Keseluruhan belanja modal berasal dari kas internal," ujar Presiden Direktur BEST, Yoshihiro Kobi.

Sebagai pengembang kawasan industri yang komprehensif, selain menyediakan tanah industri dan infrastruktur, BEST juga menyediakan beberapa fasilitas seperti Hotel ENSO, Standard Factory Building, dan Modern Logistic Center. Sebagai informasi, belum lama ini perseroan melakukan seremoni pemancangan tiang perdana proyek perkantoran BEST Office at MM2100.

Pembangunan menara kantor setinggi lima lantai tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari para tenant industri yang sudah beroperasi di kawasan industri MM2100, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Menara kantor tersebut dibangun berdampingan dengan Hotel ENSO yang baru beroperasi Februari 2017 lalu. Dengan demikian, hotel dan kantor ini akan saling menunjang untuk kebutuhan perjalanan bisnis dari eksekutif atau mitra para penyewa kantor. Proyek kantor ini dibangun di atas lahan seluas 4.170 m2 dan menelan investasi senilai Rp66 miliar. Menara kantor ini akan memiliki total luas lantai 8.256 m2, dengan luas area sewa 5.641 m2.”Kami harapkan proyek ini bisa selesai dibangun akhir tahun ini dan mulai beroperasi pada awal tahun 2018 mendatang,”ujar Yoshihiro.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…