Danai Modal Kerja - Timah Rilis Obligasi dan Sukuk Rp 1,5 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) bakal melakukan penawaran umum berkelanjutan obligasi I tahap I senilai Rp1,2 triliun yang merupakan bagian dari rencana penerbitan obligasi I senilai Rp2,1 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, perseroan juga akan menawarkan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I dengan target sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya Rp300 miliar yang merupakan bagian dari rencana penawaran sukuk ijarah berkelanjutan I senilai Rp700 miliar. Obligasi berkelanjutan I tahap I ini terdiri dari dua seri yakni seri A berjangka 3 tahun serta seri B berjangka 5 tahun. Sementara sukuk ijarah tahap I juga terdiri dari dua seri yakni ser A berjangka 3 tahun dan seri B 5 tahun.

Masa penawaran awal dilakukan 24 Agustus-6 September 2017 dan masa penawaran umum 20,22,25 September 2017 dengan perkiraan pencatatan di BEI pada 2 Oktober 2017. Pefindo memberikan peringkat idA+ untuk obligasi ini. Sebagai penjamin pelaksana emisi Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas dengan wali amanat Bank BNI.

Nantinya, dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan antara lain untuk pembiayaan modal kerja, rekondisi alat produksi, pembayaran utang jangka pendek dan meningkatkan kapasitas produksi. Asal tahu saja, ruang pendanaan TINS lewat instrumen pinjaman memang masih terbilang lebar. Posisi debt to equity ratio (DER) TINS saat ini masih sekitar 0,3 kali. Jika ditambah dengan penerbitan obligasi, posisi DER perusahaan hanya berubah jadi 0,35 kali hingga 0,4 kali, masih di bawah batas bawah kebijakan batas maksimal DER 0,5 kali.

TINS membutuhkan dana investasi hingga Rp 2,6 triliun untuk tahun ini. TINS sudah mengamankan sebagian melalui pinjaman perbankan. Alokasi anggaran tersebut seiring dengan rencana TINS yang menargetkan produksi timah 35.550 ton hingga akhir tahun nanti. Angka ini meningkat 49,45% dibanding realisasi pada tahun lalu, 23.756 ton.

Guna mencapai target tersebut, TINS perlu investasi untuk pengadaan unit Kapal Isap Produksi (KIP) baru yang dioperasikan di IUP perseroan. TINS juga perlu mendatangkan KIP Bore Hole Mining sebagai inovasi teknologi penambangan baru. Belum lagi untuk keperluan eksplorasi. TINS perlu melakukan pengadaan jasa geofisika dan pembelian peralatan untuk meningkatkan kinerja kapal bor eksplorasi.

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…