Profit Taking, IHSG Bergerak Konsolidasi

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 32,83 poin atau 0,55% menjadi 5.861,00 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 6,56 poin (0,66%) menjadi 975,82 poin.

Analis Indosurya Mandiri Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar saham cenderung menahan transaksi beli di tengah penantian hasil kebijakan Bank Indonesia mengenai BI 7-Day Reverse Repo Rate.”Hasil BI 7-Day Reverse Repo Rate menjadi salah satu sentimen yang memberikan pengaruh pergerakan IHSG pada awal pekan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Di tengah koreksi saham saat ini, lanjut dia, dapat dijadikan peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi beli dengan orientasi jangka panjang mengingat fundamental ekonomi nasional masih cukup kondusif. Menurutnya, IHSG pada perdagangan Selasa (22/8) diproyeksikan akan bergerak di kisaran 5.811-5.945 poin.

Sementara itu, analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan bahwa aksi ambil untung pada sektor konsumer menjadi penekan IHSG, setelah mengalami pergerakan optimis pada pekan lalu. Di sisi lain, lanjut Lanjar Nafi, investor asing yang kembali membukukan jual bersih menambah beban bagi laju IHSG. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp1,52 triliun.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 298.994 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,807 miliar lembar saham senilai Rp6,725 triliun. Sebanyak 113 saham naik, 202 saham menurun, dan 134 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan. Tercatat bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei ditutup turun 77,28 poin (0,40%) ke 19.393,13, indeks Hang Seng menguat 107,11 poin (0,40%) ke 27.154,68, dan Straits Times melemah 5,00 poin (0,15%) ke posisi 3.246,99.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka juga turun 0,42 poin atau 0,01% menjadi 5.893,41 poin, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 0,10 poin (0,01 persen) menjadi 982,28 poin. Menurut analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang bervariasi serta minimnya sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun eksternal membuat laju IHSG cenderung tertahan.”IHSG cenderung mengalami pembalikan arah setelah meningkat pada hari sebelumnya," katanya.

Dia menambahkan bahwa investor asing yang cenderung masih melakukan aksi lepas saham juga turut membebani laju IHSG untuk bergerak di area positif. Sementara Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa ketidakpastian politik di Amerika Serikat menjadi salah stau faktor yang membebani pergerakan bursa saham di kawasan Asia, termasuk IHSG.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen serangan teroris di Barcelona juga turut memicu investor melakukan penghindaran di aset berisiko, seperti saham.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…