Bantu Perekonomian, OJK Dorong Bank Efisien

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mendorong perbankan untuk dapat lebih efisien sehingga dapat lebih berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Kalau dari segi efisiensi masih bisa kita tingkatkan dari perbankan, sehingga biayanya bisa lebih murah dan mendorong penurunan suku bunga. Jadi efisiensi harus selalu kita tingkatkan, sehingga kontribusi penurunan suku bunga bisa menjadi lebih besar lagi," ujar Wimboh usai penyampaian keterangan pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2018 beserta nota keuangannya di rapat paripurna DPR RI, Jakarta, Rabu (16/8).

Menurut Wimboh, efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan menerapkan strategi alokasi yang lebih baik kepada segmen yang membutuhkan pembiayaan dan prospek yang lebih baik. "Dengan efisiensi yang lebih besar dan menggunakan pendekatan teknologi baik untuk monitoring maupun service-nya, perbankan punya ruang lebih banyak. Saya yakin suku bunga kredit bisa single digit," kata Wimboh.

Dalam pidatonya di depan rapat paripurna DPR, Presiden Joko Widodo menyampaikan, pada tahun depan inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga ditingkat 3,5 persen, lebih rendah dibandingkan target dalam APBN-P 2017 sebesar 4,3 persen. Pemerintah meyakini, target tersebut dapat dicapai apabila didukung oleh perbaikan kapasitas produksi nasional, stabilisasi harga, serta harga komoditas global yang masih relatif rendah.

Walaupun demikian, dampak cuaca terhadap harga komoditas pangan menjadi risiko yang perlu dipertimbangkan, karena cuaca merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kenaikan inflasi. Presiden mengatakan penguatan koordinasi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil tentunya akan terus ditempuh dan ditingkatkan untuk lebih mendukung terjaminnya stabilitas harga di dalam negeri.

Bagi industri keuangan sendiri, laju inflasi berpengaruh pada besaran suku bunga dana di perbankan. Apabila inflasi turun, maka suku bunga dana juga bisa turun sehingga suku bunga kredit juga dapat lebih rendah dan diharapkan akan dapat membantu meringankan beban bunga yang ditanggung pengusaha sehingga ekonomi bisa bergerak lebih cepat lagi. "Tahun ini, beberapa bank sudah single digit suku bunga kreditnya, terutama kredit untuk korporasi," ujar Wimboh.

Manfaatkan Fintech

Jika perbankan mau efisien, maka salah satu jalan keluarnya adalah dengan pengembangan financial technology (fintech). Upaya tersebut dapat meningkatkan efisiensi transaksi keuangan dan mempermudah masyarakat mendapatkan akses keuangan. Melalui pengembangan Fintech dan regulasinya, Indonesia diharapkan mampu bersaing di tengah era globalisasi teknologi keuangan. "Jadi artinya masyarakat yang menggunakan uang cash itu lebih sedikit. Sehingga mungkin kalau dari segi teknologi informasi, banyak sudah sektor keuangan itu yang menggunakan fintech. Ini yang saya pikir akan meningkatkan efisiensi di sektor perbankan," kata Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi.

Meskipun pengembangan digital teknologi di sektor perbankan itu tidak murah, namun Heru berpendapat jika masyarakat seluruh Indonesia antusias dengan langkah pemerintah dan BI mengembangkan Fintech hingga ke pelosok negeri, tidak akan menimbulkan biaya yang besar. "Memang, pengembangan teknologi itu kan tidak murah ya, tapi kalau yang menggunakan banyak, dan pemerintah bisa memaksimalkan hingga ke pedalaman Indonesia, itu jadinya tidak lagi mahal. Karena penggunanya banyak, dan mereka tahu ini praktis. Ini yang harus kita dorong agar pemanfaatan teknologi ini menjadi hal yang umum," kata dia.

Bahkan, Heru memperkirakan, hingga 2018, finansial teknologi di sektor perbankan bisa tumbuh sampai double digit. Sedangkan untuk 2017, diperkirakan akan tumbuh sekitar 8 persen. Senada dengan Heru, Ekonom Permata Bank Josua Pardede juga mendukung langkah pemerintah dan BI untuk pengembangan Fintech di dalam negeri. Josua lebih melihat, pengembangan ini bisa lebih meminimalisir fraud dan cyber crime di sektor perbankan.

"Dengan pengembangan Fintech ini, kemungkinan praktik-praktik fraud dan cyber crime di sektor perbankan akan turun drastis. Sehingga ini memang harus didukung, khususnya dengan teknologi yang memadai juga," kata dia.

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…