Resmi Jadi Emiten ke-21 di 2017 - NASA Tancap Gas di Proyek Parung Panjang

NERACA

Jakarta – Sukses mencatatkan saham perdananya di pasar modal, emiten properti dan perhotelan PT Ayana Land International Tbk (NASA) terus tancap gas dalam ekspansi bisnis. Disebutkan, perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana ekspansi usai IPO. Perusahaan berencana mengembangkan hotel dan properti. Saat ini, perusahaan telah memiliki empat properti, dua diantaranya berada di Yogyakarta, satu properti di Surakarta, dan satu apartemen di Bintaro.

Perusahaan saat ini memiliki cadangan lahan alias landbank seluas 90 hektare di wilayah Parung Panjang. Nantinya, NASA akan ekspansi di wilayah ini dengan menambah luas landbank. "Nanti kami akan membuat mixed used development di Parung Panjang," kata Erwin Kusnadi, Direktur Utama NASA di Jakarta, Senin (7/8).

Saat ini pengembangan mixed used Ayana masih dalam proses perencanaan. Rencananya, pada kawasan tersebut juga akan dibangun landed house. Selain di Parung Panjang, NASA juga akan mengembangkan proyek-proyek di Yogyakarta. Salah satunya Bale Ningrat, yakni hotel yang diperuntukkan bagi kalangan atas dengan rate di atas Rp 1 juta. Okupansi hotel di Yogykarta saat ini bisa dibilang cukup bagus dengan rate Rp 500.000 hingga Rp 600.000, hotel yang terdiri dari 69 kamar itu meraih okupansi 70%-80%.

Tercatat pada debut perdananya, harga saham PT Ayana Land Tbk melonjak tinggi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 11.00 WIB, saham NASA terbang 69,90% menjadi Rp 175. Dengan demikian, NASA menjadi emiten ke 21 tahun ini yang mencatatkan sahamnya di BEI. Asal tahu saja, lewat aksi korporasi ini, NASA menawarkan 3 miliar saham baru atau sebanyak 27,7% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan dan dilepas dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 103.

Penawaran perdana saham NASA mencatatkan oversubscribed sebanyak 110 kali. Nilai keseluruhan dari perolehan IPO perusahaan yang bergerak di bidang tourism, property dan perhotelan ini mencapai Rp 309 miliar. Nantinya, dana yang diperoleh akan digunakan untuk meningkatkan penyertaan modal pada entitas anak, yakni Ayana Hotel Indonesia sebesar 25%. Sementara itu, sekitar 75% akan digunakan untuk peningkatan penyertaan modal kepada entitas anak. "Kami akan terus melakukan pengembangan hotel dan properti ke depannya. Kami ada empat properti saat ini, dua di jogja, yang satu sudah berjalan, satu di solo, dan satu apartemen di Bintaro," kata Erwin.

Deddy Suganda Widjaja Direktur Jasa Utama Capital Securities pernah mengatakan, harga saham IPO Ayana Land tersebut tergolong murah karena didiskon sekitar 30%. Menurutnya, harga wajar sahamnya tersebut sebetulnya ada di kisaran Rp 135 per saham-Rp 136 per saham.  Oleh karena itu, dia mengklaim tawaran saham perdana Ayana Land itu cukup menarik karena potensi pertumbuhan harganya ke depan sangat besar. "Harga di diskon karena kebanyakan proyeknya masih dalam tahap pembangunan," kata Deddy. 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…