Peringati Hari Anak Nasional - Negeri Cerita Membangun Tradisi Yang Mulai Punah

Keluarga adalah segalanya bagi masyarakat Indonesia. Maka tepatlah bila ada pepatah kata bilang harta yang paling indah adalah keluarga. Kesibukan seorang kepala rumah tangga bekerja keras mencari nafkah adalah untuk membahagiakan keluarga, baik itu istri dan anak. Namun sayangnya, dibalik kesibukan bekerja seharian hampir melupakan interaksi dengan sang anak sehingga intensitas komunikasi berkurang. Bahkan tradisi dahulu mendongeng bagi sang anak sebelum tidur, sulit ditemukan bagi keluarga saat ini lantaran tersita karena kesibukan bekerja dan juga mudahnya sang anak mengakses gadget sebagai mainan terbarunya, ketimbang bermain mainanan tradisional.

Suka tidak suka, zaman saat ini telah berubah dan prilaku sang anak juga berubah sehingga pendekatan dan juga komunikasi dengan si buah hati perlu pendekatan yang berbeda. Yang pasti, tradisi mendongeng bagi anak masih layak untuk dibiasakan. Pasalnya, banyak manfaat dari mendongeng, seperti membangun imajinasi anak, belajar lebih banyak kosakata dan yang terpenting membangun ikatan anak dan orangtua. Ayah dan ibu mungkin hanya memiliki sedikit waktu bersama anak di rumah karena kesibukan, namun bukan berarti waktu yang sedikit tidak dapat digunakan. Maka lewat kesempatan bercerita pada anak bisa mempereat hubungan orangtua dan anak.

Berangkat untuk membangun interaksi ruang antara orangtua dan anak lewat mendongeng, Keluarga Indonesia Teman Anak Bercerita (KITA Bercerita) menggelar Negeri Cerita sebagai  puncak acara dari keseluruhan kampanye yang telah dijalankan KITA Bercerita sejak tahun 2016 lalu untuk meningkatkan budaya bercerita. Misi KITA Bercerita adalah meraih kesadaran nasional bagi keluarga Indonesia untuk bercerita kepada anak usia dini 3-6 tahun minimum selama 10 menit sehari.

Agung Binantoro, Direktur Rajawali Foundation selaku pelaksana acara mengatakan, Negeri Cerita hadir juga dalam rangka perayaan Hari Anak Nasional 2017. “Negeri Cerita memanjakan anak-anak dengan berbagai dongeng dan cerita yang dibawakan sepanjang acara. Melalui facepainting yang tergambar di wajah, anak-anak yang hadir juga diajak terlibat secara langsung menjadi bagian dari acara Negeri Cerita.”ujarnya.

Disebutkan, mereka dapat berimajinasi memerankan karakter masing-masing. Acara Negeri Cerita juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan anak, seperti magic show dan pertunjukan musik. Dalam momentum ini, KITA bercerita juga mendonasikan lebih dari seribu buku untuk disalurkan ke Indonesia Bagian Timur melalui Taman Bacaan Pelangi. Donasi buku yang terkumpul berasal dari seluruh karyawan Rajawali Group dan para mitra.

Donasikan Buku

Kata Agung, donasi buku juga dimaksudkan untuk megentaskan buta huruf. Berdasarkan data persentase penduduk buta huruf menurut kelompok umur yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), tiga provinsi dengan persensate buta huruf paling tinggi didominasi oleh wilayah Indonesia bagian Timur yaitu Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2016, kelompok usia 15 tahun (Kelompok Usia Sekolah) persentase buta huruf masing-masing adalah sebesar Papua 28,98%, NTB 12,94%, dan NTT 8,48%.”Kami menyasar Indonesia bagian Timur demi mencapai cita-cita mulia bangsa; menuju Indonesia bebas buta aksara di seluruh pelosok tanah air. Dengan menyediakan akses buku-buku yang berkualitas bagi anak-anak yang tinggal di daerah pelosok di Indonesia Timur, kami berharap dapat berkontribusi menumbuhkan minat baca serta membuka cakrawala hidup mereka,”jelas Agung Binantoro.

Sebagai informasi, sejak tahun 2016, KITA Bercerita aktif menyerukan ajakan 10 menit bercerita kepada keluarga Indonesia melalui berbagai kegiatan juga kampanye di media sosial. Dalam kurun waktu tersebut, KITA Bercerita telah berhasil bercerita kepada lebih dari 600 anak, membagikan 1.700 boneka jari untuk  alat bantu bercerita yang dibuat oleh guru-guru PAUD sebagai bagian dari program pemberdayaan wanita, menyebarkan 466 konten kampanye dengan hastag #10menitBercerita di instagram, membagikan 1.532 buku cerita, mengunggah 74 lembar cerita, serta meresmikan 5 rumah cerita (Sekolah Master Depok; Yayasan Elsafan; Sanggar FORTUNE Cilandak; TTKA Ceria Universitas Negeri Jakarta; dan Yayasan Sayap Ibu Jakarta).

Kedepan, kegiatan KITA Bercerita dapat merangkul pihak-pihak lain yang memiliki misi yang sama dalam mendorong budaya bercerita kepada anak-anak, khususnya di tingkat keluarga.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…