Pelaku Industri Mamin Fokus Garap Pasar Domestik

NERACA

Jakarta – Pelaku industri makanan dan minuman (mamin) fokus mengoptimalkan pemanfaatan pasar dalam negeri, yang sampai sekarang kebutuhannya besar dan cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Industri makanan dan minuman fokus pada pasar dalam negeri. Ekspor selama ini tidak besar, untuk keluar sekarang tidak mudah, banyak hambatan bagi produk kita. Sementara pasar dalam negeri sendiri besar, jadi lebih baik memanfaatkan yang di dalam," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani di Jakarta, Kamis (12/1).

Di tempat yang sama, Ketua Umum GAPMMI Adhi Siswaja Lukman, omzet produk makanan dan minuman dalam negeri sepanjang tahun 2011 mencapai sekitar Rp650 triliun dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp710 triliun tahun ini.  Produk makanan dan minuman impor, lanjut dia, hanya memberikan kontribusi sekitar 7% terhadap total nilai penjualan produk makanan dan minuman nasional.

Kendati demikian, nilai impor kelompok produk tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai impor berbagai makanan olahan sepanjang Januari-November 2011 sebanyak US$591,39 juta atau naik 39,19% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai impor produk makanan lain seperti olahan buah/sayur serta daging dan ikan olahan sepanjang 11 bulan pertama tahun 2011 juga tercatat meningkat berturut-turut 25,97% dan 18,22% dibandingkan dengan kurun yang sama tahun 2010. "Ini tidak diwaspadai, kalau tidak nanti pertumbuhan impor akan mengejar pertumbuhan ekspor dan kita mulau tergantung pada produk impor," kata Adhi.

Oleh karena itu, Franky mengatakan, para pelaku usaha meminta pemerintah meningkatkan perlindungan terhadap produk dalam negeri. "Caranya dengan meningkatkan daya saing industri dalam negeri supaya produknya lebih menarik bagi konsumen. Juga harus melakukan proteksi terhadap konsumen dalam negeri dengan menegakkan aturan pelabelan," ujarnya.

Untuk pemerintah, menurut Franky, juga harus memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk produk makanan dan minuman impor untuk memastikan barang-barang tersebut masuk sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. ”Karena selama Januari-Mei 2011 nilai impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai US$20,67 juta, hampir dua kali lipat dari periode sama tahun lalu yang nilainya hanya US$ 11,73 juta,”ungkap Franky.

Menurut data Franky nilai impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai 23,08 % dari seluruh impor makanan dan minuman yang selama 5 bulan pertama mencapai US$89,56 juta. "Kalau daya saing produk lokal tidak ditingkatkan secara optimal, produk Malaysia akan makin menguasai pasar dalam negeri," kata Franky.

Sementara itu di tempat terpisah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, peningkatan impor tersebut sebaiknya dilihat secara menyeluruh, dengan membandingkannya dengan kenaikan peningkatan ekspor produk serupa ke negara bersangkutan dan negara lain. "Harus dibandingkan dengan ekspor kita ke sana dan ke negara yang lain juga," kata dia.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…