Pendapatan Tumbuh 8,88% - Kepulan Asap Gudang Garam Lebih Tebal

NERACA

Jakarta – Kepulan asap dari bisnis penjualan rokok di paruh pertama tahun ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pasalnya, beberapa emiten produsen rokok mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Namun kondisi tersebut, tidak terjadi pada pencapaian pendapatan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang tumbuh sekitar 8,88% atau menjadi Rp40,245 triliun di paruh pertama 2017, dibandingkan tahunkan priode yang sama tahun lalu Rp36,962 triliun.

Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (31/7) mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan tersebut menopang pertumbuhan laba bersih sekitar 8,88% dari semester pertama tahun sebelumnya Rp2,869 triliun dan menjadi Rp3,124 triliun. GGRM juga berhasil menurunkan rugi kurs dari Rp12,252 miliar per akhir Juni 2016 menjadi Rp10,369 miliar pada kurun waktu serupa tahun sebelumnya. Namun, pendapatan lainnya harus turun hingga empat kali lipat atau menjadi Rp37,269 miliar selama semester pertama tahun ini dari Rp130,124 miliar periode yang sama tahun lalu.

Kemudian total aset yang dibukukan perseroan selama enam bulan pertama tahun ini sekitar Rp62,354 triliun atau hampir serupa dengan raihan 2016 Rp62,961 triliun. Michael Wilson Setjoadi, analis Bahana Sekuritas pernah mengatakan, kenaikan penjualan GGRM didorong oleh volume penjualannya yang lumayan bagus pada paruh pertama dibandingkan dengan kompetitornya. "Dibantu juga dengan belum naiknya harga rokok Gudang Garam,"ungkapnya.

Menurutnya, kemungkinan GGRM baru akan menaikkan harga jual di semester kedua ini dan kenaikan harga bisa sekitar 7%-8% untuk harga rokok. Tak cuma Gudang Garam yang akan menaikkan. Dengan tarif cukai yang ada, pasti kompetitor juga akan menaikkan harga. Di kelas menengah ke bawah, GGRM juga harus bersaing dengan pemain baru. Seperti Camel Mild dari Jepang. Kemudian Bentoel juga baru merilis Lucky Strike Gold yang harganya menengah ke bawah. "Tantangannya, banyak kompetitor yang akan melaunching produk murah-murah," tambah Michael.

Diharapkan semester II kinerja GGRM akan membaik didukung denagan kemampuan daya beli yang bisa melonjak. Apalagi di akhir tahun ini kemungkinan tidak ada kenaikan harga bahan bakar dan itu bisa mendukung laju pertumbuhan GGRM. Pencapaian kinerja yang positif, belum dirasakan kompetitornya. Sebut saja PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang mencatatkan laba merosot hingga 81,8% pada semester I-2017. Laba perusahaan tercatat hanya Rp 10,6 miliar. Padahal di periode yang sama 2016 tercatat Rp 58,36 miliar.

Pendapatan WIIM juga merosot 21,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Paruh pertama tahun ini WIIM hanya mencatatkan pendapatan senilai Rp 760,68 miliar. Di periode yang sama tahun lalu pendapatan WIMM bisa mencapai Rp 902,6 miliar. Beban pokok penjualan WIIM sebenarnya turun pada semester I-2017 menjadi Rp 560,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 627,21 miliar.

Di saat laba dan penjualan merosot, retur penjualan WIIM justu meningkat. Hingga Juni 2017, retur perseroan sebesar Rp 15,2 miliar naik 42,19% dari enam bulan pertama di 2016 yang tercatat Rp 10,69 miliar. Hal yang sama juga dialami PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang membukukan penjualan turun tipis sekitar 1% dari Rp47,336 triliun per akhir Juni 2016 dan menjadi Rp46,589 triliun periode serupa tahun sebelumnya.

Hal ini membuat laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sedikit tertekan atau menjadi Rp6,050 triliun selama periode tersebut dari Rp6,148 triliun posisi akhir Juni 2016. HMSP juga harus mengumpulkan pendapatan keuangan lebih sedikit atau menjadi Rp410,369 miliar selama enam bulan pertama tahun ini dari periodoe serupa tahun lalu Rp445,978 miliar.  Selama semester pertama 2017, total aset HMSP terbukukan sekitar Rp41,281 triliun atau lebih rendah dari posisi 2016 yang mencapai Rp42,508 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…