OBITUARI IBU HJ. RUSNI ZULHARMANS - Guru yang Baik, Tegas dan Aktivis di IKWI

OBITUARI IBU HJ. RUSNI ZULHARMANS

Guru yang Baik, Tegas dan Aktivis di IKWI

Jakarta - Di bawah cuaca terang menyinari sebidang lahan di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Sabtu (29/7/2017), jenazah Ibu Hj. Rusni Binti Marah Datuk, 87, terbaring untuk selamanya setelah menderita sakit cukup lama dan menjalani perawatan terakhir di RS Omni, Jakarta Timur. Almarhumah meninggal dunia pada Jumat 28 Juli 2017 pk. 16.30 WIB.

Ibu Hj. Rusni yang lazim dikenal juga dengan nama Ibu Zulharmans adalah isteri dari Pak H. Zulharmans (Alm), seorang tokoh wartawan senior pendiri dan Pemimpin Redaksi Harian Ekonomi Neraca (1985-1993) , yang pernah menjabat Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 1983-1988, Ketua Umum PWI Jaya (1968-1982), anggota DPRD-DKI, anggota DPR-RI dan Badan Pekerja MPR-RI.

Sebagai isteri dari wartawan senior yang juga ibu dari empat anak dan sepuluh cucu, Ibu Zul tentu tidak terlepas dari kegiatan kepengurusan di Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI). Beliau sangat aktif berbagai kegiatan organisasi, bahkan ketika masih sehat, almarhumah selalu menyempatkan waktu hadir pada setiap acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) maupun kegiatan ibu-ibu di lingkungan IKWI Pusat dan IKWI DKI Jaya.

Tidak hanya itu. Ibu Zul juga terkenal sebagai guru BP di di SMAN 7 Gambir pada periode 1976 - 1980 ( harusnya 1976-1979 namun ada perpanjangan waktu pendidikan 6 bulan). Seragam sekolah saat itu berwarna stelan atas biru muda dan bawah biru tua. Harus terbuat dari bahan kain katun, tidak boleh jeans.

“Saya adalah murid yang agak agak gitulah dan selalu sekolah pakai celana jeans dan selalu berurusan dengan guru BP yang juga ngajar bahasa yaitu Ibu Zul,” ujar Drs. Kamsul Hasan SH, MH, mantan muridnya yang saat ini menjabat Ketua Komite Kompetensi Wartawan PWI Pusat.

Kamsul saat itu sering dimarahin oleh almarhumah, sehingga akhirnya dia harus membuat perjanjian dengan pihak sekolah, bahwa untuk selanjutnya tidak boleh memakai celana jeans lagi. Namun jiwa pendidik Ibu Zul tidak terbatas pada marah terhadap anak didiknya,“Almarhumah dengan ikhlas membelikan saya celana bahan katun di koperasi sekolah,” ujarnya.

Tiga hari kemudian setelah memakai celana bahan katun, menurut Kamsul, pada hari keempat Kamsul mengulangi lagi memakai jeans ke sekolah. Tak pelak lagi almarhumah marah dan memanggil dia lagi ke ruang BP."Ibu, celananya kotor, masa saya ke sekolah pakai celana kotor," ujar Kamsul. Akhirnya Ibu Zul membelikan lagi satu celana buat anak didiknya (Kamsul) yang bandel saat itu.

Menurut Ekasa Adiputra, anak tertuanya, almarhumah merupakan sosok ibu yang bersikap sangat baik terhadap semua anaknya, kerabat dekat, teman organisasi baik formal maupun informal.“Kalau ada teman yang berkunjung ke rumah, Ibu selalu berkata siapkan makanan,” ujarnya lirih saat memberikan kata sambutan keluarga pada acara pemakaman Ibu Zul, yang dihadiri antara lain adik kandung almarhumah, Abdul Latief (mantan Menaker), keluarga besar Ibu Zul, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Ilham Bintang, staf Redaksi dan mantan wartawan Harian Ekonomi Neraca serta para mantan siswa SMAN 7 Gambir, Jakarta Pusat.

Eka selalu teringat pesan almarhumah kepada anak-anaknya, bahwa, “Ingat kalau punya hutang, tapi kalau piutang (tagihan) boleh lupa.” Selamat Jalan Ibu Hj. Rusni Zulharmans, semoga Husnul Khotimah....(fba)

 

BERITA TERKAIT

Hari Kartini Momentum Perempuan Kembangkan Diri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti menilai peringatan Hari Kartini pada 21 April menjadi momentum bagi…

Perencanaan Pembangunan Daerah Harus Selaras dengan Nasional

NERACA Jakarta - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengatakan perencanaan pembangunan daerah…

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

BERITA LAINNYA DI

Hari Kartini Momentum Perempuan Kembangkan Diri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti menilai peringatan Hari Kartini pada 21 April menjadi momentum bagi…

Perencanaan Pembangunan Daerah Harus Selaras dengan Nasional

NERACA Jakarta - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengatakan perencanaan pembangunan daerah…

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…