Tekan Angka Kerugian - Pendapatan LEAD Terkoreksi Jadi US$ 13,97 Juta

NERACA

Jakarta – Sampai dengan priode 30 Juni 2017, pendapatan PT Logindo Samuderamakmur Tbk (LEAD) turun menjadi US$13,97 juta, dibandingkan pendapatan dipriode yang sama tahun lalu US$17,60 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan juga menyebutkan, beban pokok pendapatan turun menjadi US$12,87 juta dari US$15,83 juta dan laba bruto turun jadi US$1,10 juta dibandingkan laba bruto US$1,77 juta tahun sebelumnya. Kemudian beban operasional lainnya turun drastis menjadi US$86,95 ribu dari US$11,15 juta membuat rugi usaha juga turun drastis menjadi US$1,24 juta dari rugi usaha tahun sebelumnya yang US$11,96 juta.

Sementara rugi sebelum pajak turun jadi US$4,50 juta dari rugi sebelum pajak tahun sebelumnya yang US$15,19 juta. Rugi periode berjalan turun menjadi US$4,65 juta dari rugi periode berjalan tahun sebelumnya US$15,39 juta. Total aset hingga 30 Juni 2017 mencapai US$214,59 juta turun dari total aset hingga 31 Desember 2016 yang US$222,20 juta.

Penurunan pendapatan perseroan di paruh pertama tahun ini memperpanjang catatan raport merah kinerja keuangan perseroan. Pasalnya, di tahun 2016 kemarin, LEAD mencatat rugi bersih US$ 20,96 juta. Padahal, periode 2015, LEAD masih mencatat laba bersih US$ 49.293. Tekanan kinerja keuangan emiten perkapalan ini sudah terlihat dari top line LEAD. Dimana pendapatannya turun sekitar 32% year on year (yoy) menjadi US$ 32,51 juta. Kemudian beban pokoknya mengecil sekitar 9% yoy menjadi US$ 30,36 juta. Tapi, karena turunnya pendapatan, maka porsi beban pokok terhadap pendapatan LEAD membengkak jadi 94% dari sebelumnya hanya 70%.

Akibatnya, laba kotor LEAD 2016 anjlok 84% yoy menjadi UIS$ 13,58 juta. Tekanan bertambah setelah LEAD mencatat beban operasi lainnya sebesar US$ 10,48 juta. Angka itu lompat hampir 190 kali lipat dari sebelumnya hanya US$ 55.545. Alhasil, LEAD mulai mencatat rugi usaha sebesar US$ 13,79 juta. Tekanan ini terus berlanjut hingga mempengaruhi laba bersih perseroan.

Melihat masih lesunya bisnis perkapalan offshore atau lepas pantai menjadi alasan bagi perseroan untuk tidak mematok target pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun 2017. Selain industri lesu, persaingan tarif sewa juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Pemicu persaingan tarif sewa ketat karena jumlah kapal yang beredar di pasaran sudah melebihi batas permintaan alias oversupply.”Carter rate akan berat, ini menurut analisis global sudah begitu, utilisasi bisa ditingkatkan, tapi persaingan masih besar," kata Sundap Carulli, Direktur Keuangan PT Logindo Samudramakmur Tbk.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…