Potret Indikator Ekonomi

Di tengah perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi global oleh Bank Dunia baru-baru ini, sinergi kebijakan moneter dan fiskal ekonomi Indonesia dalam semester II-2017 menunjukkan konsistensi langkah reformasi struktural pemerintah yang terus berjalan. Apalagi sinyal ekonomi positif kenaikan peringkat utang Indonesia yang diberikan lembaga Standard & Poor’s dari BB+ menjadi BBB- membuat Indonesia menjadi negara yang layak investasi. Karena secara fiskal mampu mengurangi risiko dan defisit anggaran juga terkendali.

Kondisi ekonomi global terlihat cukup kondusif mendukung ekonomi nasional. Zona Euro sedikit mengalami pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa China menanjak, apalagi ekspor China di Juni 2017 diprediksi tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 9% dari periode sebelumnya yakni 8,7%.  Surplus neraca perdagangan juga akan terus berlanjut dan meningkat menjadi sekitar US$ 43 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 40,79 miliar.

Meski demikian, kita menyadari harga minyak mentah dunia masih lemah. Pelemahan harga minyak lalu dipengaruhi adanya peningkatan aktivitas pengeboran di Amerika Serikat dan penambahan produksi untuk mengimbangi penurunan cadangan minyak yang lebih besar dari perkiraan.

Di dalam negeri, indikator ekonomi juga menunjukkan pertumbuhan membaik. Perekonomian Indonesia kuartal I-2017 tumbuh 5,01%. Pertumbuhan terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha, kecuali lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang masih terkontraksi -0.49%. Lapangan usaha informasi dan komunikasi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 9,1%, diikuti  jasa lainnya 8,01%, serta bidang transportasi dan pergudangan sebesar 7,65%.

Struktur perekonomian indonesia menurut lapangan usaha kuartal I-2017 didominasi tiga lapangan usaha utama yaitu: industri pengolahan (20,48%), pertanian, kehutanan dan perikanan (13,59%), serta ritel dan reparasi mobil dan motor (13,18%). Sedangkan struktur ekonomi Indonesia di kuartal I-2017 (data BPS), pengeluaran masih didominasi komponen ekspor barang dan jasa  yang mengalami pertumbuhan tertinggi 8,04%. Diikuti konsumsi–lembaga non profit yang melayani rumah tangga yang tumbuh  8,02%  serta komponen Impor barang dan jasa sebesar 5,02%.

Untuk kontribusi perekonomian Indonesia, komponen pengeluaran rumah tangga pada kuartal I-2017 adalah yang terbesar yakni 56,94%, diikuti oleh komponen pembentukan modal teta bruto 31,57%, dan komponen ekspor barang dan jasa 20,50%.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2017 sebesar 2,38% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,37%. Inflasi inti (yoy) pada Juni 2017 sebesar 3,13% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,49%.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2017 tersebut masih kuat untuk membiayai 8,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Selain itu, prospek ekspor yang baik, optimisme terhadap perekonomian domestik yang tetap positif pasca pencapaian peringkat layak investasi, dan kondisi pasar keuangan global yang kondusif akan semakin mendukung penguatan cadangan devisa untuk menjaga ketahanan sektor eksternal. Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Potret ekonomi yang mengarah kondusif itu sebaiknya perlu dukungan kebijakan mendorong laju pertumbuhan lebih agresif, yang pada akhirnya mampu mendongkrak daya beli masyarakat meningkat. Pemerintah hendaknya tetap fokus pada upaya pemulihan ekonomi sektoral, dan belum saatnya meninjau kembali kebijakan penerimaan tidak kena pajak (PTKP) yang berpotensi meresahkan pekerja berpenghasilan tetap. Semoga!

 

BERITA TERKAIT

Permendag Tak Akomodatif

  Meski aturan pembatasan jenis dan jumlah barang kiriman pekerja migran Indonesia (PMI) sudah dicabut, penumpang pesawat dari luar negeri…

IKN Magnet Investasi

  Eksistensi UU Cipta Kerja dinilai cukup strategis dalam memajukan perekonomian Indonesia. UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu regulasi…

Persatuan dan Kesatuan

Pasca Pemilihan umum (Pemilu) 2024, penting bagi kita semua untuk memahami dan menjaga persatuan serta kesatuan sebagai pondasi utama kestabilan…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Permendag Tak Akomodatif

  Meski aturan pembatasan jenis dan jumlah barang kiriman pekerja migran Indonesia (PMI) sudah dicabut, penumpang pesawat dari luar negeri…

IKN Magnet Investasi

  Eksistensi UU Cipta Kerja dinilai cukup strategis dalam memajukan perekonomian Indonesia. UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu regulasi…

Persatuan dan Kesatuan

Pasca Pemilihan umum (Pemilu) 2024, penting bagi kita semua untuk memahami dan menjaga persatuan serta kesatuan sebagai pondasi utama kestabilan…