Saham AISA Jadi "Bulan-Bulanan" - Investor Tunggu Penjelasan Perseroan

NERACA

Jakarta – Kasus hukum yang menimpa lini usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) lansung membawa sentimen negatif terhadap pergerakan harga saham perseroan di pasar modal. Dimana harga saham AISA langsung menjadi bulan-bulan investor untuk melakukan aksi jual. Namun menurut pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI), investor tidak bisa langsung menghakimi saham AISA yang anjlok setelah diterpa kasus pengoplosan beras. Namun, sebaiknya menunggu public expose perseroan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan, pihaknya sudah memanggil perusahaan akhir pekan lalu terkait hal ini. Kemudian, AISA merespons dengan melakukan public expose paling lambat Selasa (25/7).”Jumat pekan lalu kita sudah panggil, mereka jawab dan Senin awal pekan (24/7) dipanggil lagi ke atas. Selambatnya Selasa public expose dan silakan investor judge," ujarnya di Jakarta, Senin (24/7).

Tito menjelaskan, setiap perusahaan pasti pernah mengalami permasalahan dalam bisnisnya. Namun, karena yang kena kasus pengoplosan beras yakni cucu usaha dari AISA, maka bisa saja tidak berdampak ke induk.”Kita enggak tahu perusaahan bermasalah atau enggak. Selalu ada problem dalam bisnis. Bisa jadi masalah bisa jadi tidak," tuturnya.

Tugas BEI, lanjut Tito yakni mendorong AISA melakukan public expose secepatnya. Kata Tito, pihak BEI tidak bisa memberikan komentar terhadap saham AISA. Sebab, BEI akan menunggu perusahaan untuk memberikan keterangan ke publik terlebih dahulu.”Saya tidak bisa memberikan judgement terhadap harga saham dan yang bisa saya berikan adalah kita sedang lihat bagaimana kelangsungan hidup perseroan,”ungkapnya.

Sebelumnya, AISA selaku induk usaha PT Indo Beras Unggul yang baru-baru ini tersangkut kasus pengoplosan beras, memberikan klarifikasi atas kasus yang menimpa anak perusahaan. Tiga Pilar Sejahtera Food memberikan penjelasan melalui keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Tiga Pilar Sejahtera Food, Jo Tjong Seng menyanggah bahwa perseroan telah melakukan kecurangan bisnis.’PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk berpegang teguh pada kualitas produk-produk yang dihasilkan, berkomitmen penuh kepada para pelanggan, dan selalu menaati ketentuan hukum yang berlaku,"tandasnya.

Pengamat pasar modal dari PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee pernah bilang, penurunan harga saham AISA akibat kasus anak usahanya, yakni PT Indo Beras Unggul (IBU) yang diduga melakukan penipuan.”Produk beras perseroan dengan merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago sedang ada masalah akibat penipuan. Situasi itu memengaruhi kinerja saham perseroan,"jelasnya.

Dia mengemukakan bahwa sekitar 17-18% bisnis AISA didapatkan dari hasil penjualan beras. Dengan munculnya kabar negatif itu maka pasar berekspektasi kinerja perseroan ke depan dapat terganggu yang akhirnya berdampak negatif ke harga sahamnya. Dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AISA tercatat menurun hingga menyentuh batas bawah "auto rejection" yakni sebesar 24,92% menjadi Rp1.205 per saham pada perdagangan akhir pekan kemarin.

Menurut Hans Kwee, penurunan itu terlalu besar, BEI bisa memanggil perseroan untuk melakukan paparan publik.

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…