Lahan Tambang BYAN Menciut Seluas 4 Hektar

NERACA

Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengungkapkan, wilayah tambang PT Tiwa Abadi seluas kurang lebih 5.000 hektar telah menciutkan wilayahnya seluas kurang lebih 4 hektar. Tiwa Abadi yang merupakan anak usaha perseroan memiliki ijin usaha pertambangan eksplorasi atas wilayah seluas kurang lebih 5.000 hektar yang berlokasi di Tabang, Kalimantan Timur.

Direktur Utama BYAN, Chin Wai Fong dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (24/7) mengatakan, wilayah tambang tersebut tumpang tindih dengan PT Tanur Jaya. PT Tanur Jaya adalah perusahaan terafiliasi dari PT Tiwa Abadi, yang juga merupakan anak perusahaan perseroan yang dimiliki secara langsung melalui Kangaroo Resources Limited.

Kedua anak perusahaan tersebut telah mendapatkan status dan sertifikat clear and clean dari Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Dirinya menegaskan, adanya penciutan wilayah tambang ini, tidak ada dampak material terhadap kegiatan usaha operasional perusahaan.

Hingga tiga bulan pertama 2017, Bayan telah membukukan pendapatan US$187,46 juta, naik 99,5% dibanding periode yang sama 2016. Pencapaian pendapatan pada kuartal I juga setara 25%-31% dari target 2017. Disebutkan, perseroan lebih optimistis terhadap prospek batu bara. China telah melakukan upaya lebih terkontrol untuk menekan harga batu bara dalam negeri yang akan langsung mempengaruhi harga di pasar internasional.

Pasar batu bara mengalami gejolak pada 2016 saat Indeks Globalcoal Newcastle melonjak menjadi US$109,69 per ton pada 11 November dibanding posisi 22 Januari sebesar US$47,37 per ton. Keputusan untuk membatasi pasokan oleh pemerintah China memulihkan Indeks Globalcoal Newcastle yang mencapai angka rata-rata US$66,1 per ton pada 2016 atau naik 11,65% dibanding 2015.

Fong dalam laporan tahun perseroan mengatakan permintaan batu bara, khususnya dengan spesifikasi seperti di Tabang sangat tinggi di Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, Taiwan, India, China, Vietnam dan Filipina. India masih merupakan pasar ekspor utama Bayan dengan kontribusi 35,56%. Selama tujuh tahun terakhir, India menjadi pasar terbesar dan sesuai dengan rencana ekspansi perseroan ke pasar batu bara kalori rendah yang diproduksi konsesi Tabang dan Pakar..

Pada tahun ini, Bayan menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 16 juta-18 juta ton, 23%-38% lebih tinggi dibanding volume penjualan 2016 sebesar 13 juta ton. Perseroan berencana untuk fokus pada produksi di Tabang yang merupakan tambang batu bara kalori rendah berbiaya rendah. Serta merencanakan pengembangan proyek tambang PT Teguh Sinarbadi, PT Firman Ketaun Perkasa dan PT Wahana Baratama Mining yang akan memasuki area penambangan baru dengan rasio pengupasan tanah yang lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…