Pefindo Sematkan Peringkat A Bank Muamalat

NERACA

Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA untuk PT Bank Muamalat Indonesia. Pefindo juga menegaskan peringkat idA-(sy) untuk peringkat Sukuk Mudharabah Subordinasi Berkelanjutan I Tahap II/2013 yang masih beredar dengan prospek stabil. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari pemegang saham mayoritas, posisi bisnis bank yang kuat dalam perbankan syariah dan profil likuiditas yang mencukupi. Akan tetapi, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat permodalan yang dibawah rata-rata, profil kualitas aset yang lemah dan tingkat profitabilitas yang lemah.

Sebagai informasi, tahun ini PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan pembiayaan korporasi sebesar Rp 25,30 triliun. Angka tersebut tumbuh Rp 2 triliun dari nilai outstanding 2016 yang tercatat mencapai Rp 23,30 triliun.  Direktur Utama Bank Muamalat, Endy Abdurahman pernah bilang, Bank Muamalat akan terus meningkatkan outstanding pembiayaan yang disalurkan untuk segmen korporasi. Pada 2016 nilai outstanding pembiayaan korporasi Muamalat tercatat tumbuh sebesar 8,67 persen dari nilai outstanding 2015 yang sebesar Rp 21,44 triliun.”Tahun ini kami targetkan outstanding pembiayaan korporasi tumbuh Rp 2 triliun,"ujarnya.

Menurut Endy, ekonomi Indonesia pada 2017 lebih optimis dan masih cukup fleksibel untuk menyesuaikan diri dalam merespon gejolak ekonomi global. Angka pertumbuhan ekonomi naisobal diperkirakan bisa di atas realisasi pertumbuhan ekonomi 2016 yang sebesar 5,04%."Ini artinya peluang untuk penyaluran pembiayaan bagi Bank Muamalat," kata Endy.

Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat Indra Y Sugiarto mengatakan, pada tahun ini perusahaan akan fokus menyalurkan pembiayaan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan berlabel blue chip. Segmen ini dinilai lebih aman dari risiko karena mendukung program-program pemerintah. Berbagai perusahaan yang ditargetkan antara lain berasal dari sektor infrastruktur, industri seperti kendaraan bermotor, agrikultur seperti industri kelapa sawit, perdagangan, makanan/minuman, pendidikan, kesehatan, real estate dan lainnya. 

Adapun porsi penyaluran pembiayaan korporasi ke BUMN yaitu 5 persen dengan nilai ditargetkan sebesar Rp 4 triliun. Dengan rincian, penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 2,5 triliun, dan sebesar Rp 1,5 triliun dana merupakan replacement dari pelunasan pembiayaan sebelumnya."Kami berharap strategi ini dapat memacu tren positif pertumbuhan sektor pembiayaan di Indonesia, sekaligus memenuhi target pembiayaan korporasi Bank Muamalat," kata Indra.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…