Targetkan Listing di September - GMF AeroAsia Bidik Dana IPO US$ 300 Juta

NERACA

Jakarta – Merespon seruan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui anak usahanya untuk go public, ditindak lanjuti langsung manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Pasalnya, maskapai penerbangan plat merah ini bakal membawa anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF Aero Asia) untuk listing.

Rencana GMF melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sudah lama diungkapkan. Bila tidak ada aral melintag, GMF akan mendaftarkan rencana IPO ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Juli mendatang. Direktur Utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto mengatakan, pihaknya menggunakan laporan keuangan Maret 2017 sebagai dasar IPO tersebut. "Kami daftarkan akhir bulan ini sehingga diharapkan pada bulan September sudah bisa go public," kata Iwan di Jakarta, Kamis (20/7).

Dia menambahkan, GMF Aero Asia bakal melepas saham baru sekitar 30% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Diharapkan dana yang terkumpul nanti mencapai US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. GMF Aero Asia telah menunjuk Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, Bahana Sekuritas dan Danareksa Sekuritas selaku penjamin pelaksana efek. Perusahaan juga menunjuk CIMB Sekuritas sebagai agen penjual penerbitan efek.

Melalui aksi korporasi penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia, kata Iwan, perseroan ingin kembali merebut pangsa pasar bisnis jasa perawatan pesawat yang selama ini lari keluar negeri. GMF Aero Asia akan menggunakan sebagian besar dana IPO untuk pengembangan usaha dan modal kerja. Selain itu, lewat pengembangan usaha, perseroan berharap mampu meningkatkan daya saing perusahaan. "Sehingga kami bisa mengambil kembali pangsa pasar jasa perawatan pesawat yang lari keluar negeri," ujar Iwan.

Sebagai informasi, GMF akan melepas saham berkisar 20%-30% dari seluruh total saham perusahaan. Dalam aksi korporasi tersebut, GMF akan menggunakan buku laporan keuangan bulan Maret. Menurut Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama GIAA, proses IPO anak usaha GIAA tersebut akan membantu meningkatkan nilai ekuitas perusahaan. Sebab, nantinya akan dikonsolidasikan juga kepada GIAA selaku induk usaha. "Kami yakini bisa meraih di atas US$ 150 juta lah, dan akan ada peningkatan ekuitas ke depannya,"tuturnya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…