Tol Macet Hingga 2019

 

Oleh: Firdaus Baderi

Wartawan Harian Ekonomi Neraca

Apabila melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek saat ini, pasti akan merasakan kemacetan parah yang luar biasa. Ini gara-gara dimulainya proyek pembangunan tol layang (elevated) yang membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat membuat kemacetan di tol terpadat di negeri ini semakin menjadi-jadi.

Dari pengamatan kami, kemacetan akibat proyek ini bahkan merembet hingga jalan masuk (on ramp) di beberapa titik seperti di kawasan Cikunir. Meski terdapat tujuh lajur dengan satu lajur darurat, kendaraan di tol Jakarta-Cikampek pada titik ini sangat padat. Lokasi ini merupakan pertemuan lalu lintas dari arah Jatiasih (Selatan) dan Cakung (Utara) lewat JORR. Penyempitan lajur mulai terjadi di Km 25 hingga Km 27 (Cibitung).

Selain pembangunan tol layang, saat ini ada dua proyek yang sedang berlangsung di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, yaitu pembangunan kontruksi Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Walhasil, banyak pengguna jalan tol mengeluh akibat kemacetan parah yang diprediksi hingga tahun 2019. "Sekarang macetnya semakin parah," ujar Ibrahim, warga Bekasi Timur. Dia biasanya hanya menempuh 30 menit untuk perjalanan dari Halim ke Bekasi Timur, kini membutuhkan waktu yang lebih lama 1-2 jam sampai di tujuan akibat kepadatan arus lalu lintas tersebut.   

Repotnya lagi, banyak truk proyek berukuran besar terlihat parkir memakan semua jalur sehingga menghambat perjalanan kendaraan pribadi. Selain itu, pihak Jasa Marga selaku pengelola jalan tol bersama Kemenhub dan Polri, seharusnya juga membuat pengaturan jam masuk kendaraan berat seperti trailer/kontainer, karena laju kendaraan berat tersebut sangat menghambat arus lalu lintas sehingga membuat kemacetan kian tidak terkendali, terutama pada jam kerja baik pagi maupun sore hari.

Kepadatan kerap terjadi di jalan tol yang lalu lintas harian rata-ratanya (LHR) mencapai 590.000 kendaraan tersebut, setidak berdampak pada kondisi ekonomi. Karena rasio jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan di beberapa ruas di jalan tol Jakarta-Cikampek sudah mencapai 1,3 yang berarti kondisi arus lalu lintas sangat sensitif terhadap gangguan lalu lintas.  

Akibatnya, masyarakat pengguna jalan tol menderita kerugian bahan bakar kendaraan, waktu tempuh yang tidak tepat, dan akhirnya berujung rendahnya tingkat produktivitas pegawai yang menggunakan sarana angkutan umum. “Kami sering tiba terlambat di kantor akibat kemacetan antara Bekasi Timur-Halim setiap hari kerja, padahal kami sudah menyiapkan waktu 2 jam dari rumah,” ujar Hendrik, pegawai swasta di kawasan Sudirman.

Menghadapi kondisi kemacetan parah hingga 2019 itu, pihak pengelola jalan tol dan pemerintah pusat seharusnya menyiapkan rekayasa lalu lintas di tol Cikampek, ini sebagai upaya menghindari dampak negatif dari pembangunan proyek tersebut. Artinya, rekayasa lalu lintas untuk mengalihkan jalur kendaraan berat (kontainer) ke jalan alternatif selama pembangunan masih berjalan seperti saat ini. Pembatasan truk masuk tol Cikampek bias menjadi solusi mengurangi kepadatan dan kemacetan. Dengan demikian, pengguna jalan lainnya tidak merasa terganggu atau dirugikan.

BERITA TERKAIT

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

BERITA LAINNYA DI

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…