Kebutuhan Pokok - Perbaikan Distribusi Untuk Stabilisasi Harga Pangan

NERACA

Jakarta – Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi untuk bisa menekan dan menstabilkan harga kebutuhan pangan masyarakat. Amran seusai melantik Kepala BKP dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di Jakarta, mengatakan Kepala BKP harus bisa melakukan perbaikan distribusi pangan melalui Toko Tani Indonesia (TTI). "Contoh TTI harus mampu menekan dan menstabilkan harga, tapi di tingkat petani tetap. Sekarang sudah bagus, buruh tani naik," katanya, disalin dari laman Antara.

Kepala BKP Agung Hendriadi yang baru dilantik menjelaskan ada dua permintaan utama yang disampaikan Mentan yakni memperbaiki distribusi dan menumbuhkam produksi. "Pertama, bagaimana kita memperbaiki distribusi melalui TTI. Kemudian bagaimana kita perbaiki ketersediaan, artinya menumbuhkan produksi, contohnya daerah rawan pangan yang harus ditumbuhkan produksinya," jelasnya.

Meski enggan menyebut wilayah rawan pangan dan nilai kerawanannya, Agung menjelaskan kriterianya berdasarkan tiga hal, yakni ketersediaan atau produksi, distribusi dan kualitas pangan. "Kita punya indeksnya. Jadi yang di bawah angka tertentu itu yang masuk rawan pangan. Ini yang kita dorong agar tidak masuk daerah rawan pangan," katanya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman melantik dua pejabat setara eselon satu di lingkungan Kementerian Pertanian, yakni Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan Kepala Badan Ketahanan Pangan, di Jakarta, Selasa.

Momon Rusmono diangkat sebagai Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menggantikan Pending Dadih Permana yang dirotasi menjadi Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sementara Agung Hendriadi menjabat Kepala Badan Ketahanan Pangan menggantikan Gardjita Budi yang didaulat menjadi Staf Ahli Bidang Bioindustri.

SebelumnyA, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan laju inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen sedikit di atas perkiraan sebelumnya. "Memang agak tinggi, artinya 0,69 persen, agak di atas harapan," kata Darmin.

Menurut Darmin, pengendalian harga bahan makanan relatif berhasil dalam periode ini, meski laju inflasi ini sedikit lebih tinggi dari proyeksi. "Kalau dilihat dari year to date masih oke, dan year on year masih oke. Kita masih mengharapkan inflasi dari pangan tidak terlalu tinggi," ujarnya.

Darmin juga menambahkan tingkat inflasi pada periode Lebaran ini masih lebih baik dari inflasi dalam periode sama tahun-tahun sebelumnya. Ia menyakini melalui upaya stabilisasi harga pangan yang dilakukan pemerintah hingga akhir tahun, dapat menjaga target laju inflasi berada pada kisaran empat persen.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif angkutan antarkota.

Dengan tingkat inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 telah mencapai 2,38 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 4,37 persen.

Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi dalam periode ini di antaranya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen diikuti kelompok sandang sebesar 0,78 persen.

Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar ikut menyumbang inflasi 0,75 persen, kelompok bahan makanan 0,69 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,39 persen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja seluruh pihak terkait untuk mewujudkan stabilitas harga pangan terutama pada Lebaran 2017 yang dinilai terbaik dalam 10 tahun terakhir menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

"Tahun ini produksi kita baik, kemudian harga juga stabil. Menurut KPPU, 10 tahun terakhir harga yang paling stabil adalah tahun 2017," kata Menteri Amran.

Amran mengatakan harga komoditas pangan, seperti daging ayam, telur dan daging sapi terkendali selama Ramadhan hingga Lebaran 2017. Ia mengapresiasi sinergi kementerian dan lembaga, yakni Kementerian Perdagangan, Satgas Pangan dan Kapolri, Kementerian BUMN, KPPU, Bulog, perusahaan BUMD lainnya dan petani serta pedagang yang mendorong produksi dalam memenuhi kebutuhan warga saat Ramadhan dan Lebaran.

Atas sinergi tersebut, Amran mengatakan Indonesia berhasil mencapai peringkat 21 dalam Indeks Keberlanjutan Pangan atau Food Sustainability Index (FSI) yang dirilis dari Lembaga riset dan analisis ekonomi internasional di Inggris, Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…