Tanifund Bantu Petani Kembangkan Usahanya

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Pertanian jadi sektor terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia. Faktanya, berdasarkan data BPS pada kuartal IV/2016, sektor pertanian penyumbang PDB terbesar kedua setelah industri pengolahan dengan menyumbang 13,54%. Disamping itu, sektor pertanian juga menyerap 32% tenaga kerja. Namun begitu, pemerintah masih mengalami kendala dalam memajukan sektor ini terutama menyelesaikan rantai distribusi yang terlalu panjang dan soal permodalan.

Menyadari hal tersebut, perusahaan startup e-commerce meluncurkan Tanifund. Tanifund menjadi sebuah sarana teknologi keuangan (fintech) crowdlanding untuk menghubungkan para petani yang membutuhkan permodalan dengan masyarakat umum atau lembaga keuangan yang ingin memberikan pinjaman.

Chairman & Co-Founder Tanifund Pamitra Wineka mengatakan hingga kini Tanifund telah membiayai 12 program budidaya sejak April 2017, dan berencana untuk menambah 4-5 program setiap bulannya. “Saat ini sudah ada yang pembiayaannya bekerjasama denga industri keuangan yaitu Bank Bukopin,” ungkap Pamitra dalam soft luanching Tanifund di Jakarta, Selasa (18/7).

Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Bank Bukopin, Adhi Bramantya mengatakan pihaknya senantiasa untuk melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan dunia usaha digital dan sudah mulai bekerjasama dengan startup e-commerce dan fintech. Sebagai informasi, Bank Bukopin juga sebelumnya turut mendukung dengan melakukan kerjasama dengan Tanihub untuk membiayai transaksi petani sehingga petani sudah bisa mendapatkan pembayaran dalam 3 hari kerja.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto yang juga hadir dalam acara tersebut mengaku menyambut baik dengan kehadiran perusahaan Tanifund tersebut yang menjembatani antara modal dengan petani. “Kami menyambut baik segala inovasi baru di sektor keuangan, apalagi mendukung program inklusi keuangan pemerintah dalam menyasar pada sektor produksi,” katanya.

Lalu apa yang membedakan antara Tanifund dengan fintech pinjam meminjam lainnya?, CEO & Co-Founder Tanifund Ivan Arie menyebutkan bahwa Tanifund hanya fokus pada bidang produksi seperti pertanian, perikanan dan peternakan. “Model pembiayaan kami pun dengan sistem bagi hasil sehingga baik pihak petani, pemodal dan Tanifund sendiri akan berusaha sebaik mungkin untuk mensukseskan setiap program yang dikerjakan,” jelas Ivan.

Yang terkait dengan manajemen risiko, Ivan memaparkan bahwa Tanifund sudah lebih dulu melakukan survei kelayakan usaha untuk setiap program yang akan digarap sebelum mempublikasikan di website. “Kami hanya bekerjasama dengan petani-petani terbaik dan berpengalaman. Sehingga para petani tersebut hanya fokus untuk menciptakan hasil tanaman yang terbaik karena segala sesuatunya soal kehidupan petani sudah termasuk dalam modal investasi,” katanya.

Sejak berdiri, Tanihub dan Tanifund sudah bekerjasama dengan lebih dari 1.300 para petani di seluruh Indonesia. Para petani tersebut pun mengaku dengan bekerjasama Tanifund sangatlah mudah, cepat dan membantu meningkatkan kesejahteraan para petani anggotannya. Dan diharapkan misi Tanifund untuk tumbuh bersama dengan petani dan pemodal bisa terwujud dan perekonomian pedesaan bisa maju.

Dirketur OJK Hendrikus Pasagi mengatakan bahwa kebutuhan akan pendanaan jauh lebih banyak dari tersedianya pendanaan yang disiapkan oleh industri keuangan. Maka dari itu, hadirnya perusahaan ini akan menjadi jalan keluar untuk mengecilkan gap akan pembiayaan. Disamping itu, Hendrikus juga meminta agar Tanifund untuk bekerjasama dengan Jamkrindo ataupun Jamkrida untuk menjamin kredit yang disalurkan.

“Mungkin nantinya ada saatnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa disalurkan lewat fintech seperti ini. Karena pemerintah belum bisa membuktikan penyaluran KUR apakah sudah disalurkan ke arah yang benar. Makanya dengan teknologi itu akan memudahkan segalanya termasuk juga soal penyaluran kredit,” tukasnya.

 

BERITA TERKAIT

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

Aset Kelolaan Wealth Management BRI Naik 21%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat aset yang dikelola (asset under management) oleh…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

Aset Kelolaan Wealth Management BRI Naik 21%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat aset yang dikelola (asset under management) oleh…