Dunia Usaha - Kemendag Berikhtiar Tingkatkan Ekspor Non Migas ke Korsel

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah berupaya untuk mendorong ekspor nonmigas ke Korea, dengan memfasilitasi penyelenggaraan forum bisnis antar pelaku usaha kedua negara dan menggandeng Korea Importers Association (KOIMA).

"Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari Misi Pembelian KOIMA yang diharapkan dapat menciptakan perdagangan yang seimbang antara Indonesia dengan Korea," kata Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Dody Edward, sebagaimana disalin dari laman Antara.

KOIMA merupakan asosiasi perdagangan terkemuka Korea yang bertujuan mempromosikan dan mendorong perdagangan sebagai sarana untuk berkontribusi secara substansial terhadap perekonomian nasional Korea.

Diakui secara global, KOIMA disetujui oleh pemerintah Korea dan memainkan peran kunci dalam pertumbuhan ekspor dan impor nasional. Misi Pembelian adalah salah satu kegiatan utama KOIMA yang didukung Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea serta Kementerian Luar Negeri Korea dan diselenggarakan 4-5 kali per tahun.

Chairman KOIMA Myoung Jin Shin sekaligus memimpin perwakilan 66 perusahaan delegasi KOIMA. Dalam acara tersebut, hadir pula Wakil Duta Besar Indonesia untuk Korea Cecep Herawan dan Duta Besar Korea untuk Indonesia Tae-young Cho.

Ketahanan perekonomian Indonesia terhadap gejolak ekonomi global dinilai cukup baik dengan pertumbuhan positif yang selaras dengan pertumbuhan pendapatan per kapita negara sebesar 4,64 persen. Pada Januari 2017, inflasi tercatat di titik yang relatif rendah, yaitu 3,45 persen.

"Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,1 persen dan inflasi 4,3 persen pada 2017. Ruang bagi Indonesia dan Korea untuk meningkatkan kerja sama cukup besar mengingat reformasi ekonomi yang digalakkan Indonesia sejak September 2015," kata Dody.

Total investasi Korea di Indonesia pada 2016 tercatat 1,06 miliar dolar AS. Sementara itu, total perdagangan Indonesia-Korea sebesar 13,68 miliar dolar AS pada 2016 atau menurun 15,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai ekspor Indonesia ke Korea tercatat sebesar tujuh miliar dolar AS pada 2016 atau menurun 17,53 persen dalam lima tahun terakhir. Sedangkan pada Januari-April 2017, ekspor Indonesia ke Korea senilai 2,64 miliar dolar AS atau meningkat 14,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai impor Indonesia dari Korea sebesar 6,67 miliar dolar AS pada 2016 atau menurun 13,82 persen dalam lima tahun terakhir, sedangkan pada Januari-April 2017, impor Indonesia dari Korea senilai 2,11 miliar dolar AS atau meningkat 30,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak investor asal Korea Selatan meramaikan bisnis e-commerce di Indonesia, dalam rangka memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. “Kami telah meluncurkan program e-smart IKM. Langkah ini sekaligus menghadapi era Industri 4.0,” kata Airlangga yang tertuang dalam keterangan resmi.

Airlangga menyampaikan hal tersebut ketika menjadi pembicara pada The 8th Asian Leadership Conference dengan tema Invest in Indonesia: Nation of Abundant Natural and Human Resources di Seoul, Korea Selatan.

Airlangga memaparkan, pihaknya telah menyiapkan empat langkah strategis agar Indonesia siap mengimplementasikan teknologi dan inovasi yang mendukung revolusi industri keempat. “Pertama, pengembangan human resources lewat vocational school. Kedua, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) melalui e-Smart IKM,” sebutnya.

Kemudian, ketiga, penggunaan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Keempat, inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis. “Kami menyadari kekuatan ekonomi Korea Selatan ada pada inovasi. Kami juga sebentar lagi punya apple innovation center dan beberapa perusahaan juga tertarik untuk membangun pusat inovasinya,” ungkap Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga mengatakan, investasi asal Korsel Lotte ingin mengubah tujuan utama pasar ekspornya, tidak lagi ke Tiongkok karena persaingan dengan produk domestiknya cukup tinggi, tetapi ke Indonesia yang dipandang potensial. “Kami juga telah mengusulkan agar perusahaan kosmetika Korea Selatan bisa ekspansi ke Indonesia, misal untuk proses packaging,” ujarnya.

Bahkan, Lotte berminat untuk berbisnis di sektor keuangan. “Hal ini bisa dilakukan melalui approval dari financial authority. Paling mudah lewat multi finance. Kami pun menawarkan mereka untuk ambil peluang di startup bila ingin membangun financial company, seperti yang dilakukan perusahaan Jepang, misalnya Softbank,” paparnya.

 

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…